Diabetes Tipe 5, Jenis Baru yang Menyerang Anak Muda

6 hours ago 2

Diabetes Tipe 5, Jenis Baru yang Menyerang Anak Muda Ilustrasi mengatur konsumsi gula untuk kesehatan tubuh. Freepik

Harianjogja.com, JOGJA—Federasi Diabetes Internasional (IDF) mengumumkan jenis diabetes baru yaitu diabetes tipe-5. Pengumuman ini berlangsung dalam Kongres Dunia Diabetes IDF 2025 di Bangkok pada pertengahan April 2025. Presiden IDF, Peter Schwarz, mengumumkan pembentukan Kelompok Kerja Diabetes Tipe 5 yang bertugas mengembangkan kriteria diagnosis dan pedoman terapi.

Diabetes merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh resistensi insulin. Kondisi ini membuat sel-sel tubuh tak dapat merespons hormon insulin dengan baik hingga memicu kenaikan gula darah. Baik di dunia maupun di Indonesia, diabetes jadi penyakit yang diidap banyak orang.

Diabetes juga jadi salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia karena komplikasinya yang bisa berujung pada masalah jantung dan stroke. Menukil laman IDF, diabetes tipe 5 diperkirakan telah menyerang 20-25 juta orang di seluruh dunia, utamanya di kawasan Asia dan Afrika. Pengakuan akan diabetes tipe 5 menandai momen penting bagaimana kondisi tersebut memengaruhi banyak orang di dunia masa kini.

BACA JUGA: Wujudkan Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Petani, Dinas P3 Sleman Siapkan Alokasi APBD Rp8,1 Miliar

"Pengakuan diabetes tipe 5 menandai perubahan bersejarah dalam cara kita menangani diabetes secara global. Sudah terlalu lama kondisi ini [diabetes tipe 5] tidak dikenali, memengaruhi jutaan orang," kata Peter Schwarz, belum lama ini.

Diabetes tipe 5 menyerang kelompok remaja dan dewasa muda dengan perawakan kurus dan kurang gizi. Umumnya, diabetes tipe 5 ditemukan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Diabetes tipe 5 adalah diabetes yang terjadi akibat defisiensi insulin berat (SIDD). Kondisi ini ditandai dengan defisiensi insulin dan buruknya kontrol metabolik.

Diabetes tipe 5 lebih terkait dengan malnutrisi, utamanya yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis selama masa kanak-kanak dan remaja. Jika diabetes tipe 1 disebabkan oleh autoimun dan tipe 2 disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan insulin, maka diabetes tipe 5 menjadi berbeda. Diabetes tipe 5 berasal dari gangguan pankreas akibat kekurangan nutrisi jangka panjang.

Diabetes jenis ini sendiri sebenarnya telah diamati selama lebih dari 70 tahun. Namun, penyakit ini masih terus diabaikan dalam diskusi global. Meredith Hawkins, profesor dari Albert Einstein College of Medicine mengatakan bahwa diabetes yang berhubungan dengan malnutrisi secara historis memang kurang terdiagnosis dan sulit dipahami.

Padahal, lanjut dia, diabetes yang terkait dengan malnutrisi sebenarnya lebih umum daripada tuberkulosis (TBC) dan hampir sama umumnya dengan HIV/AIDS. "Tapi tidak adanya nama resmi telah menghambat upaya untuk mendiagnosis pasien atau menemukan terapi yang efektif," kata Hawkins, dikutip dari Medscape.

Hawkins pertama kali mengetahui diabetes yang terkait dengan malnutrisi pada 2005 lalu sebagai jenis 'diabetes yang tidak biasa'. Ia melihat pasien-pasien muda dengan perawakan kurus layaknya pasien diabetes tipe 1 dan mendapatkan suntikan insulin. "Namun, insulin tidak membantu pasien-pasien ini. Dalam beberapa kasus, menyebabkan kadar gula darah menjadi sangat rendah," katanya.

Diabetes terkait malnutrisi pertama kali ditemukan di Jamaika pada 1955 silam. Kondisi ini paling sering terjadi pada pria muda di negara berpendapatan rendah dan menengah. Mereka sering salah didiagnosis sebagai diabetes tipe 1. Namun, mereka tidak mengalami ketosis meski kadar gula darah tinggi.

Efek Diabetes Lebih Buruk pada Perempuan

Dampak dari penyakit diabetes lebih buruk pada perempuan dibanding pada pria. Dampak ini berupa perubahan hormone saat menstruasi hingga menopause yang menyebabkan gula darah sulit terkontrol. Ada juga potensi disfungsi seksual.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes, Sidartawan Soegondo, mengatakan perempuan dengan diabetes dua kali lebih mungkin terkena depresi dibandingkan pria. Perempuan dengan diabetes juga mengalami peningkatan risiko jantung.

"Perempuan pra-menopause dengan diabetes akan kehilangan perlindungan terhadap penyakit jantung dan 50 persen lebih berisiko terhadap kematian akibat penyakit jantung daripada pria," kata Sidartawan yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, dikutip dari Antara, beberapa waktu lalu.

Perempuan lanjut usia dengan diabetes melitus tipe dua dan penyakit ginjal stadium akhir, memiliki risiko kematian yang jauh lebih tinggi daripada pria dengan masalah serupa. Di samping itu, perempuan berisiko lebih besar mengalami kebutaan akibat retinopati diabetik. Dampak lainnya seperti diabetes dapat mempengaruhi siklus menstruasi, menstruasi dapat mempengaruhi risiko terjadinya diabetes, sampai diabetes yang mungkin saja terkena ketika hamil (diabetes gestasional).

"Mereka yang memiliki riwayat diabetes gestasional memiliki risiko 50 persen lebih tinggi terkena diabetes," kata Sidartawan.
Menurut Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes dari Universitas Udayana, Made Ratna Saraswati, diabetes dapat menyebabkan disfungsi seksual pada perempuan. Hal ini terlihat dari rendahnya indeks fungsi seksual perempuan.

BACA JUGA: Peta Jalan dan Perda Ekonomi Kreatif Akan Jadi Strategi Sleman Kembangkan Ekosistem Ekraf

"Studi yang saya buat pada perempuan-perempuan dengan diabetes menunjukkan bahwa ternyata indeks fungsi seksualnya rendah," kata Ratna.

Dalam laporan American Psychiatric Association bertajuk Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), disfungsi seksual wanita di antaranya meliputi hilang minat atau gairah seksual, gangguan orgasme, dan/atau nyeri saat penetrasi. "Disebut disfungsi adalah kalau dia sifatnya persisten, berlanjut terus, menyebabkan stres dan kecemasan, dan berdampak negatif pada satu hubungan," katanya.

Obat Pertama Diabetes Adalah Jaga Mulut

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Metabolik Endokrin dan Diabetes Eka Hospital BSD, Sidartawan Soegondo, mengatakan obat pertama dalam mengatasi penyakit diabetes adalah jaga mulut (jamu).

"Ketika penderita sudah bisa menjaga mulut dalam mengkonsumsi makanan, maka risiko yang ditimbulkan dari sakit diabetes bisa diatasi. Sebab penyakit ini tak bisa disembuhkan," kata Sidartawan, belum lama ini.

Menurut data International Diabetes Federation (IDF), pada tahun 2021 Indonesia berada di urutan kelima dunia dengan kasus diabetes terbanyak, yakni sebanyak 19,5 juta. Ia mengatakan target tatalaksana diabetes adalah kondisi terkontrol dan dengan target yang sifatnya individual.

Artinya, perubahan pola hidup dan penggunaan obat perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing individual dengan tujuan optimalisasi kualitas hidup dan pencegahan komplikasi. "Dengan disiplin yang baik, anda mungkin saja bisa menjaga kadar gula darah tetap normal hanya dengan menjaga pola makan dan olahraga, tanpa obat," kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.

Menurut Sidartawan, pada umumnya penyakit ini tidak dapat disembuhkan sehingga langkah utama yang harus dilakukan adalah mengatur pola makan. Kemudian melakukan aktifitas fisik agar tubuh tetap bugar. Kemudian mengkonsumsi obat yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dan terakhir adalah rutin melakukan pemeriksaan.

BACA JUGA: Mantan Pembimbing Akademik Kasmudjo Beberkan Isi Pertemuannya dengan Jokowi

Untuk konsumsi obat, setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda karena yang diobati bukan hanya diabetes tetapi penyakit lainnya. Maka itu diabetes disebut juga sebagai ibu dari segala penyakit karena risiko komplikasi yang ditimbulkan.
"Seorang penderita diabetes dibolehkan makan apa saja tetapi harus bisa mengendalikan kadar gula darah dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul. Obat yang digunakan pun harus disesuaikan dengan kondisi saat ini," kata Sidartawan.

Sidartawan menjelaskan diabetes adalah kelompok kelainan metabolisme glukosa dalam darah akibat kekurangan insulin secara relatif atau absolut. Sedangkan insulin adalah hormon yang membantu mengatur kadar glukosa dalam darah. Dengan insulin yang cukup, glukosa yang ada dalam darah dapat masuk ke sel tubuh untuk kemudian diubah menjadi energi.

"Maka itu ketika pasien menggunakan insulin, harus konsultasi dengan dokter mengenai dosisnya agar dapat mengetahui perkembangan diabetes yang dialami. Sebab setiap orang memiliki kondisi berbeda dan kebutuhan obat yang beda juga," katanya.

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis dengan kondisi yang berlangsung selama satu tahun atau lebih dan membutuhkan penanganan medis atau perubahan pola hidup. Sementara itu beberapa komplikasi yang terjadi akibat diabetes yakni penyakit jantung, sensasi kesemutan, mati rasa, atau terbakar, biasanya bermula di ujung jari kaki dan tangan. Kerusakan saraf yang berada di penis. Kerusakan ginjal yang terjadi akibat rusaknya pembuluh. Kerusakan saraf pada mata, penyumbatan pada pembuluh darah kaki.

Masalah pada kulit, termasuk di area kelamin dan infeksi jamur adalah yang paling sering terjadi. Penyakit Alzheimer yang tidak dikendalikan dapat merusak saraf di otak. "Kami mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap diabetes mulai dari pencegahan, gejala, diagnosis dini, pengelolaan diabetes, hingga gaya hidup sehat yang membantu mencegah sekaligus mengendalikan kondisi ini," kata Sidartawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |