Harianjogja.com, JOGJA—Bursa Efek Indonesia (BEI) DIY melakukan berbagai upaya agar investor baru di pasar modal khususnya DIY menjadi investor yang aktif, paham risiko, dan berorientasi pada investasi. Bukan hanya cenderung Fear of Missing Out (FOMO) atau takut ketinggalan.
Kepala BEI DIY Irfan Noor Riza mengatakan upaya yang dilakukan pertama adalah BEI DIY aktif mengadakan sosialisasi dan edukasi melalui seminar, sekolah pasar modal, forum calon investor, forum investor, dan klinik investasi. Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya investasi yang benar di pasar modal, bukan sekadar mengikuti tren.
"Edukasi ini juga difokuskan pada pemahaman risiko, strategi investasi, serta tujuan jangka panjang, sehingga investor tidak hanya tertarik karena tren sesaat," ucapnya, Sabtu (5/7/2025).
BACA JUGA: UGM dan Sekjen MPR Jalin Kerja Sama Penguatan Kajian Ketatanegaraan
Kedua, BEI DIY meluncurkan program Galeri Investasi Desa yang menyasar masyarakat desa agar mereka mengenal dan terbiasa berinvestasi secara rutin, serta memahami manfaat investasi jangka panjang. Program ini juga bertujuan mencegah masyarakat desa terjerumus pada judi online dan investasi bodong yang masih marak terjadi.
Ketiga, pendirian Galeri Investasi (GI) di kampus dan non kampus sebagai pusat edukasi, konsultasi, dan informasi pasar modal. GI ini menjadi tempat masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan bimbingan langsung terkait investasi di pasar modal. Sehingga diharapkan mereka akan menjadi investor yang aktif.
Keempat, pendirian galeri investasi edukasi di sekolah. Menurutnya bersama kampus perguruan tinggi yang mempunyai GI BEI, BEI DIY berkolaborasi mendirikan Galeri Investasi Edukasi di sekolah khususnya di SMU/SMK sederajat sebagai pusat edukasi dan informasi pasar modal.
"Galeri ini menjadi galeri satelit dari kampus perguruan tinggi sekaligus menjadi tempat guru dan siswa mendapatkan informasi yang benar dan bimbingan langsung terkait investasi di pasar modal," jelasnya.
Kelima, BEI DIY bekerjasama dengan GI BEI yang ada di DIY mengadakan kompetisi trading dan lomba portofolio investasi, sehingga investor baru bisa belajar secara praktis dan termotivasi untuk aktif bertransaksi, bukan hanya sekedar membuka akun.
Keenam, BEI DIY juga menyediakan klinik investasi dan layanan konsultasi terbuka bagi masyarakat yang ingin bertanya atau belajar lebih lanjut tentang investasi di pasar modal.
"Masyarakat dapat langsung datang ke kantor perwakilan kami untuk mendapatkan edukasi dan bantuan pembukaan rekening efek," jelasnya.
Ketujuh, bekerjasama dengan Indonesia Securities Investor Protection Fund (SIPF), BEI DIY memberikan edukasi aktif untuk menekankan pada aspek perlindungan investor agar masyarakat tidak mudah terjebak penipuan investasi dan memahami hak serta kewajiban sebagai investor di pasar modal Indonesia.
Selanjutnya, BEI DIY juga aktif mengunjungi instansi pemerintah, swasta, dan komunitas-komunitas masyarakat untuk memberikan edukasi langsung, memperkenalkan produk-produk pasar modal, serta membangun kepercayaan masyarakat terhadap investasi di pasar modal.
Dan terakhir, di era digital saat ini, BEI DIY juga memaksimalkan penggunaan media sosial dan platform digital untuk menyebarluaskan informasi dan edukasi pasar modal, sehingga menjangkau lebih banyak masyarakat, termasuk di daerah-daerah terpencil.
"Dengan berbagai upaya tersebut, BEI DIY berusaha memastikan investor baru di daerah tidak hanya FOMO membuka akun," ungkapnya.
Berdasarkan data terakhir, jumlah investor pasar modal di DIY per Mei 2025 telah bertumbuh menjadi 253.176 investor. Selama bulan Mei 2025 jumlah investor DIY bertambah 5.063 investor.
Sementara itu, jumlah investor pasar modal Indonesia mencapai 17.016.329 Single Investor Identification (SID) hingga Kamis Juli 2025. Pertumbuhan jumlah investor telah melampaui target 2 juta investor baru yang ditetapkan BEI pada 2025. Jumlah investor pasar modal meningkat sebanyak 2.144.690 SID atau 11,42% dibandingkan posisi akhir 2024 sebanyak 14.871.639 SID.
BACA JUGA: Driver Ojol di Jogja Geruduk Rumah Mas-mas Pelayaran yang Diduga Lakukan Penganiayaan
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik menyebut bahwa dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia, angka investor pasar modal saat ini masih tergolong rendah. Namun, perkembangan teknologi digital dan kemudahan akses layanan investasi dari perusahaan sekuritas, menjadi faktor pendorong masyarakat untuk semakin mudah menjadi investor.
Ia menyebut keberadaan GI BEI menjadi salah satu pilar penting dalam pengembangan literasi pasar modal di berbagai wilayah. "Saat ini, telah terdapat hampir 1.000 Galeri Investasi BEI yang tersebar di seluruh Indonesia," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News