AS Keluar dari UNESCO, China: Mereka Sudah Lama Tak Bayar Iuran Keanggotaan

7 hours ago 4

 Mereka Sudah Lama Tak Bayar Iuran Keanggotaan Suasana Konferensi Umum Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO pada Senin (20/11 - 2023) di Markas Besar UNESCO Paris, Prancis. (Antara)

Harianjogja.com, BEIJING—Pemerintah China memberikan komentar terkait keluarnya Amerika Serikat dari keanggotaan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) dengan menyebut negara tersebut juga memang sudah lama tidak membayar iuran keanggotaan.

BACA JUGA: Revitalisasi Candi Borobudur Akan Libatkan UNESCO

"Kami mengetahui bahwa UNESCO dan banyak negara menyatakan penyesalan mereka atas keputusan AS untuk kembali menarik diri dari organisasi tersebut. Ini adalah ketiga kalinya AS menarik diri dari UNESCO, negara ini sudah lama tidak membayar tunggakan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing, Rabu.

Sebelumnya pada Selasa (22/7), Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan bahwa AS akan menarik diri dari "United Nations Educational Scientific and Cultural Organization" (UNESCO).

Wakil Juru Bicara Gedung Putih Anna Kelly mengatakan Trump menuduh organisasi tersebut mendukung isu-isu budaya dan sosial progresif, serta bersifat memecah belah.

"Presiden Trump telah memutuskan untuk menarik Amerika Serikat dari UNESCO yang mendukung isu-isu budaya dan sosial progresif, serta bersifat memecah belah, yang sama sekali tidak sejalan dengan kebijakan masuk akal yang dipilih oleh rakyat Amerika pada bulan November," kata Kelly.

"Ini bukanlah hal yang seharusnya dilakukan oleh negara besar. Tujuan UNESCO adalah untuk memajukan kerja sama internasional di bidang pendidikan, sains, dan budaya, mendorong saling pengertian dan integrasi peradaban, menegakkan perdamaian dunia, dan mencapai pembangunan bersama," tambah Guo Jiakun.

China, kata Guo Jiakun, dengan tegas mendukung upaya UNESCO.

Guo Jiakun mengungkapkan dalam rangka peringatan 80 tahun berdirinya PBB, ia menyerukan kepada semua negara untuk menegaskan kembali komitmen terhadap multilateralisme dan mengambil tindakan nyata untuk mendukung sistem internasional yang berpusat pada PBB.

"China mengajak agar semua negara kembali kepada tatanan internasional yang didasari oleh hukum internasional, dan norma-norma dasar yang mengatur hubungan internasional berdasarkan tujuan dan prinsip Piagam PBB," ungkap Guo Jiakun.

Secara terpisah, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Tammy Bruce mengatakan bahwa keputusan untuk mundur dari UNESCO akan berlaku mulai 31 Desember 2026.

"Hari ini, AS memberi tahu Direktur Jenderal Audrey Azoulay tentang keputusan AS untuk mundur dari UNESCO. Keterlibatan berkelanjutan di UNESCO tidak sejalan dengan kepentingan nasional AS," ujar Bruce.

Bruce menjelaskan bahwa agenda "globalis dan ideologis" UNESCO dalam pembangunan internasional bertentangan dengan kebijakan luar negeri "America First."

Ia juga menekankan bahwa keputusan untuk mengakui Negara Palestina, yang disebutnya "sangat bermasalah", bertentangan dengan kebijakan AS dan turut memperkuat retorika anti-Israel di dalam organisasi tersebut.

AS sesungguhnya adalah salah satu pendiri UNESCO pada 1945, tapi pernah keluar pada 1984 karena khawatir terhadap salah urus keuangan dan bias yang bertentangan dengan kepentingan AS saat itu.

AS kemudian bergabung lagi pada 2003 saat Presiden George W Bush. Ia mengatakan UNESCO telah melakukan reformasi yang penting.

Washington kembali menarik diri dari UNESCO saat pemerintahan Trump periode pertama yaitu akhir 2018 karena menuduh UNESCO bersikap anti-Israel.

AS kemudian kembali bergabung dengan UNESCO pada pertengahan 2023, di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden.

Terakhir kali, AS menyumbang sekitar delapan persen dari anggaran UNESCO.

Sebelumnya Trump juga telah mengumumkan keluarnya AS dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan menghentikan pendanaan terhadap Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

UNESCO merupakan badan yang mempromosikan kerja sama di bidang edukasi, sains, kebudayaan, dan komunikasi untuk mendorong perdamaian dunia. Peran UNESCO juga untuk menjaga sejumlah situs hingga tradisi sebagai warisan dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |