Antisipasi Tsunami, 29 EWS Dipasang di Pesisir Selatan Bantul

8 hours ago 7

Harianjogja.com, BANTUL—Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta telah memasang sebanyak 29 early warning system (EWS) atau sistem peringatan dini di sepanjang pesisir pantai selatan sebagai antisipasi apabila terjadi tsunami akibat gempa bumi atau faktor lain.

"Antisipasi kita untuk penanggulangan tsunami itu dengan 29 EWS yang dipasang di pinggir pantai dan masjid-masjid kawasan pesisir," kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Bantul Agus Yuli Herwanto seusai menghadiri Apel Kebencanaan Hari Kesiapsiagaan Bencana, Minggu (27/4/2025).

BACA JUGA: Ada 36 EWS untuk Memantau Potensi Bencana di Sleman, Begini Tantangan Perawatannya

Menurut dia, sistem peringatan dini yang terkoneksi di Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Bantul tersebut setiap tahun dilakukan pemeliharaan, dan tiap bulan setiap tanggal 26 dilakukan uji coba fungsi alat tersebut.

"Jadi, ada pemeliharaan, dan setiap tanggal 26 harus kita cek, kita ujicoba sistemnya. Tanggal 26 April kemarin kita cek berfungsi semua dan ketika ada kerusakan pada satu-dua alat langsung kita perbaiki," katanya.

Meski demikian, peralatan EWS yang dipasang sejak beberapa tahun lalu tersebut sampai sekarang belum ada tambahan, walaupun berdasarkan hasil kajian tim bersama BPBD Bantul, wilayah pesisir pantai selatan butuh tambahan alat EWS.

"Dan secara kajian kita memang butuh tambahan EWS, untuk idealnya berdasarkan hasil kajian kita, seharusnya ada 45 EWS, karena ada pertambahan komunitas masyarakat yang ada di pinggir pantai selatan Bantul," katanya.

Langkah antisipasi kedua terkait ancaman tsunami, BPBD Bantul bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah membentuk kelurahan siaga tsunami yang terdapat di wilayah pesisir pantai.

BACA JUGA: Siaga Bencana, BPBD Kota Jogja Uji Coba 9 EWS Baru

"Kelurahan Siaga Tsunami sudah dibentuk di Bantul dan sudah diakui UNESCO, kelurahan itu ada di pinggir pantai, yaitu Kelurahan Parangtritis, Tirtohargo, Gadingsari dan Poncosari itu kelurahan siaga tsunami," katanya.

Dia mengatakan, potensi gempa bumi yang bisa maupun tidak menimbulkan gelombang tsunami di Bantul tersebut berasal dari dua sumber, yaitu Sesar Opak untuk gempa bumi di daratan, kemudian lempeng Indo-Australia Eurasia yang bisa berpotensi Megathrust dan tsunami.

"Jadi kita punya dua potensi, yaitu gempa Megathrust dan Sesar Opak. Di Bantul tiap tahun bencana banjir dan longsor, kekeringan, kebakaran itu pasti terjadi, tetapi yang paling berat itu gempa bumi, tsunami semoga tidak terjadi, tetapi harus waspada karena ada potensinya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |