Harianjogja.com, JOGJA—Wasit cantik asal Italia, Manuela Nicolosi, membuat pengakuan mengejutkan tentang rintangan yang ia hadapi dalam perjalanan kariernya di dunia sepak bola.
Perempuan berusia 45 tahun itu mengungkapkan bahwa ia pernah gagal mendapatkan promosi ke jenjang yang lebih tinggi bukan karena kemampuan teknis atau hasil ujian fisik, melainkan karena dianggap "terlalu mencolok" oleh atasannya.
Nicolosi, yang dikenal luas sebagai pelopor wasit wanita di dunia sepak bola modern, telah memimpin lebih dari 200 pertandingan profesional. Ia pernah bertugas di ajang bergengsi seperti Olimpiade 2016 dan 2020, dan mencatat sejarah saat menjadi asisten wasit pada final Piala Dunia Wanita 2019 serta Piala Super UEFA antara Liverpool dan Chelsea—momen pertama kali perempuan bertugas di turnamen besar sepak bola pria.
Di balik pencapaian luar biasa itu, perjalanan karier wasit berdarah Italia-Prancis ini tidak selalu berjalan mulus. Dalam wawancara dengan Quotidiano Sportivo, Nicolosi mengaku bahwa justru penampilannya menjadi hambatan utama dalam perkembangan kariernya.
“Semua atasan saya bilang, kamu harus tampil lebih sederhana, kamu menarik terlalu banyak perhatian,” ujarnya dikutip VN Net, Minggu (26/10/2025).
Nicolosi menceritakan bahwa ketika bertugas di Prancis, ia sempat gagal naik dari Serie C ke Serie B hanya karena dianggap terlalu menonjol secara fisik.
“Saya hampir menyerah. Jika tertahan hanya karena dianggap ‘terlalu mencolok’, itu masalah besar,” katanya.
Ia menambahkan bahwa situasi tersebut sangat mematahkan semangatnya sebagai seorang profesional. Nicolosi akhirnya memutuskan meninggalkan Italia pada usia 20 tahun setelah merasa lingkungan sepak bola di negaranya belum mendukung perempuan untuk berkembang.
“Kamu bisa mencapai level tertentu, lalu mereka mulai menghalangi di semua sisi,” tuturnya.
Selain diskriminasi penampilan, Manuela Nicolosi juga menghadapi pelecehan verbal dan godaan dari para pemain. Meskipun demikian, ia selalu menjaga profesionalisme dalam bekerja.
“Saya memang pernah digoda dan dilecehkan, tapi saya tidak pernah menuruti. Itulah sebabnya perjalanan karier saya begitu panjang,” ujarnya.
“Saya bukan tipe orang yang ingin berhubungan dengan pesepak bola," tambahnya.
Bagi Nicolosi, tekanan dan kekerasan verbal adalah bagian tak terpisahkan dari pekerjaan seorang wasit. Namun, bagi perempuan, tantangannya berlipat ganda karena sering mendapatkan perhatian yang tidak diinginkan di lapangan.
Kini, wasit yang memiliki kewarganegaraan ganda Italia dan Prancis itu masih aktif memimpin pertandingan, termasuk baru-baru ini bertugas di Kings League, turnamen tujuh lawan tujuh yang didirikan oleh mantan bintang Barcelona, Gerard Piqué, pada 2022.
Melalui akun Instagram pribadinya yang diikuti hampir 200.000 penggemar, Nicolosi kerap membagikan foto-foto dirinya saat memimpin laga serta pesan-pesan inspiratif tentang kesetaraan gender di dunia olahraga. Ia membuktikan bahwa penampilan tidak seharusnya menjadi penghalang bagi perempuan untuk berkarier di panggung sepak bola dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

















































