Tegas! UGM Tolak Peserta Masuk Ujian Mandiri yang Tak Sesuai Aturan

9 hours ago 2

Tegas! UGM Tolak Peserta Masuk Ujian Mandiri yang Tak Sesuai Aturan Suasana monev jajaran pimpinan UGM ke lokasi ujian UM UGM di Gedung FK-KMK UGM pada Sabtu (5/7/2025). - Harian Jogja // Catur Dwi Janati

Harianjogja.com, SLEMAN —Di tengah isu joki dalam seleksi masuk perguruan tinggi, panitia Ujian Mandiri UGM Computer Based Test (UM UGM CBT) 2025 menemukan satu peserta yang berusaha masuk tanpa memenuhi aturan.

Oknum peserta tersebut berusaha masuk dengan dalih dokumennya telah divalidasi oleh Direktorat Pendidikan dan Pengajaran. Padahal, Direktur Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Gandes Retno Rahayu menegaskan tidak ada mekanisme validasi semacam itu dalam pelaksanaan UM UGM.

BACA JUGA: UGM dan Sekjen MPR Jalin Kerja Sama Penguatan Kajian Ketatanegaraan

"Yang berusaha untuk masuk tanpa aturan itu ada. Misalnya mengatakan ini semua syarat-syarat sudah divalidasi oleh Direktorat Pendidikan dan Pengajaran, padahal tidak ada," tegas Gandes pada Sabtu (5/7/2025).

Menyusul adanya percobaan dengan modus tersebut, UGM kata Gandes segera menginfokan seluruh petugas bahwa tidak ada sistem validasi seperti itu dalam penyelenggaraan tes. 

"Sehingga kami broadcast ke semua petugas, [sistem validasi] itu tidak benar. Jadi kalau ada yang mengatakan seperti itu, pasti juga malah langsung ditolak," jelasnya. 

Peserta yang tidak memenuhi syarat-syarat yang diminta dan justru berdalih semacam itu kata Gandes pasti akan ditolak untuk mengikuti ujian. Gandes menegaskan semua proses pemeriksaan peserta sebelum menjalani tes dilakukan di lokasi ujian.

"Karena itu [validasi] bukan prosesnya, prosedur pemeriksaan ada di lokasi ujian," tandasnya.

UM UGM digelar 1-5 Juli 2025 untuk lokasi ujian di Jogja dan 7-12 Juli 2025 untuk lokasi ujian di Jakarta. Total ada 34.627 peserta yang dijadwalkan mengikuti ujian.

Hingga Sabtu (5/7/2025), Gandes mencatat ada satu percobaan masuk dengan modus validasi tadi. "Kemarin yang mencoba satu orang," ujarnya.

Selain percobaan masuk dengan modus validasi tadi, Gandes mencatat ada beberapa peserta ujian yang tidak diizinkan masuk lantaran tak membawa seluruh dokumen yang diminta saat hendak mengikuti ujian.

"Itu memang kemudian kami tolak. Karena misalnya [fotokopi ijazah] tidak dilegalisir, tidak membawa SKL. Itu tidak bisa [masuk]," tutur Gandes. 

Selain itu dari segi soal, meskipun pelaksanaan ujian di Jakarta dan Jogja waktunya berbeda, Gandes menegaskan tipe soal yang diujikan berbeda. Sekalipun beberapa peserta ujian di Jakarta mendapatkan bocoran dari peserta ujian di Jogja, Gandes mengatakan soal itu tidak akan keluar karena berbeda jenis soal yang diujikan. 

"Beda. Jadi kalau ada yang dapat bocoran hari ini, kami tetap tidur tenang karena besok enggak akan keluar," ungkapnya.

Sementara itu Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Wening Udasmoro menegaskan jika kampus telah mengantisipasi terjadinya praktik joki maupun kecurangan lainnya dalam pelaksanaan UM UGM.

"Jadi memang kami tahu ya, isu yang terjadi kan banyak perjokian dan lain sebagainya yang itu ada di seluruh Indonesia terjadi. Maka kami melakukan berbagai macam antisipasi," tuturnya. 

Untuk pengamanan, panitia diterangkan Wening akan memastikan bahwa peserta yang hadir itu betul-betul peserta yang mendaftar. Caranya, petugas akan melakukan pemeriksaan dokumen berlapis hingga pengecekan fisik melalui metal detector atau pendeteksi logam.

"Ada berbagai macam syarat yang kami berikan. Agar mereka ketika datang ujian itu membawa kartu ujian UM UGM yang asli. Tapi itu saja tidak cukup," ujarnya. 

Selain membawa kartu ujian asli, peserta akan diminta menunjukkan sejumlah identitas diri seperti KTP, SIM atau paspor. Peserta juga diminta membawa ijazah asli atau fotokopi ijazah yang dilegalisir. Surat ketelangan lulus asli yang memuat identitas dan foto bagi lulusan yang akan mengikuti UM UGM kata Wening juga harus dibawa.

"Itu kami lakukan untuk mengantisipasi karena kalau hanya kartu ujian, itu sangat mudah nanti untuk dimanipulasi. Jadi kami membutuhkan aspek-aspek lain yang akan memperkuat bahwa betul-betul yang tes itu adalah yang menjadi calon mahasiswa," tegas dia.

Kampus lanjut Wening bahkan menyiapkan alat tulis bagi peserta sehingga tidak ada satu pun alat tulis atau barang yang perlu dimasukkan ke dalam ruangan ujian. Meski sudah tidak boleh membawa apapun ke ruang ujian, petugas masih akan melakukan pemeriksaan fisik kepada peserta dengan pendeteksi logam. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |