Masuki Musim Tanam Palawija Saat Kemarau Basah, Petani Kulonprogo Siapkan Parit

9 hours ago 4

Masuki Musim Tanam Palawija Saat Kemarau Basah, Petani Kulonprogo Siapkan Parit Arsip-Tanaman bawang merah. - Harian Jogja/Desi Suryanto

Harianjogja.com, KULONPROGO - Kondisi kemarau basah atau musim kemarau yang turun hujan masih berlangsung di Kabupaten Kulonprogo. Alhasil petani harus menyiapkan sejumlah upaya ketika masa tanam masuki palawija. Lantaran palawija akan sangat rentan ketika turun hujan.

Seperti misalnya yang dilakukan Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Sumber Makmur, Srikayangan, Sentolo. Ketua Gapoktan Sumber Makmur, Sunardi menyampaikan, biasanya akan diberikan parit di keliling tanaman yang ditanami. Parit tersebut berfungsi sebagai penampuan air ketika turun hujan.

"Penanganan itu khususnya untuk tanaman bawang merah. Nanti air yang tertampung di parit disedot," katanya, Minggu (6/7/2025). Setelah dilakukan disedot airnya dibuang ke saluran drainase.

Kemarau basah bukan hal baru bagi petani sehingga bisa dihadapi. Sunardi menuturkan, beberapa tahun lalu juga sudah pernah mengalaminya. "Terhitung bisa terkendali tanam palawija meskipun kemarau basah. Bukan hambatan yang sulit," tuturnya.

BACA JUGA: Tak Hanya SMP Negeri, Kekurangan Siswa di Kulonprogo Juga Terjadi di Sekolah Swasta

Sunardi menjelaskan, musim tanam bawang merah hanya akan mengandalkan sumber air tanah. Lantaran tidak bisa mengandalkan saluran irigasi dari Kalibawang. Penyebabnya saluran irigasi tersebut sedang dihentikan sehingga tidak bisa memberikan air.

Ketua Tim Kerja Pengawas Mutu Hasil Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) Kulonprogo, Udiarto Iswaluyo menambahkan, dalam waktu dekat sejumlah petani akan masuk masa tanam palawija. Lantaran panen padi sudah dilakukan sehingga selanjutnya masuki musim tanam palawija. "Kemarau basah tidak masalah selama lahannya tidak sampai banjir atau menggenang," ungkapnya.

Bahkan, sekalipun hujannya turun dengan intensitas sering tidak masalah. Menurutnya, kondisi kemarau basah saat musim tanam palawija itu terjadi secara periodik. "Periodik tiga sampai empat tahun sekali pasti kemarau basah saat musim tanam palawija," jelasnya.

Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, Pemadam Kebakaran, dan Penyelamatan BPBD Kulonprogo, Akhid Nur Hartono membenarkan, fase kemarau basah masih berlanjut di Kulonprogo. Memasuki Juli, dampak kemarau basah masih terlampau aman. Laporan dampak kejadiannya sudah berangsur berkurang.

Status tanggap darurat bencana hidrometerologi yang berakhir 30 Juni lalu tidak diperpanjang. "Kemarau basah masih berlangsung saat ini belum ada laporan apapun," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |