Tangkapan layar proses pemasangan ban bekas sebagai dinding pengaman di jalur esktrem menuju wisata Bukit Paralayang di Kalurahan Girijati, Purwosari. Senin (21/4 - 2025) ist
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Warga Kalurahan Girijati, Purwosari secara swadaya memasang ban bekas sebagai dinding penahan di jalur ekstrem menuju Bukit Paralayang. Pemasangan ban bekas bertujuan mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas fatal di jalur wisata ini.
Anggota Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah 2 di Pantai Baron, Agus Untoro mengatakan, Bukit Paralayang menjadi salah satu destinasi wisata favorit di bagian barat Gunungkidul. Meski demikian, pengunjung yang datang diminta berhati-hati karena jalur menuju lokasi terhitung ekstrem sehingga rawan terjadinya kecelakaan.
BACA JUGA: Senggolan, Tiga Sepeda Motor Terlibat Kecelakaan di Ring Road Barat, Tiga Orang Luka-luka
Dia mencontohkan, dalam rentang waktu dua minggu terakhir ada kecelakaan yang melibatkan pengunjung yang mengakibatkan dua korban meninggal dunia. Peristiwa pertama terjadi pada 9 April 2025 lalu mengakibatkan seorang pengendara motor meninggal dunia karena luka serius di bagian kepala.
Adapun peristiwa kedua terjadi pada Sabtu (19/4/2025) yang mengakibatkan pengendara sepeda onthel meninggal dunia. “Semua peristiwa terjadi di malam hari dan lokasinya sama di Padukuhan Parangrejo. Memang jalur di lokasi menuju Bukit Paralayang masuk kategori ekstrem,” kata Agus saat dihubungi, Selasa (22/4/2025).
Guna mengurangi risiko kecelakaan fatal di tanjakan ini, warga di sekitar lokasi secara swadaya memasang ban bekas sebagai dinding pengaman. Pemasangan dilakakukan pada Senin (21/4/2025) dengan tujuan untuk pengamanan pada saat terjadi kecelakaan.
“Ban-ban bekas ditumpuk di pinggir jalan agar saat terjadi kecelakaan tidak sampai masuk jurang. Mudah-mudahan dengan pemasangan dinding penahan ini, maka risiko fatalitas saat terjadi kecelakaan dapat dikurangi,” kata Agus yang sehari-hari bertugas menjaga dan melakukan pengawasan di Bukit Paralayang ini.
Salah seorang warga Girijati, Heru Budi menambahkan, di tanjakan yang dipasangi ban memang termasuk rawan kecelakaan. Pasalnya, kondisi jalur berbentuk huruf S sehingga butuh kehati-hatian bagi pengendara yang melintas.
“Apalagi yang lewat banyak pengunjung yang kurang hafal medan sehingga harus berhati-hati. Makanya dipasang ban bekas sebagai dinding penahan,” katanya.
Diharapkan dengan adanya dinding penahan dari ban bekas dapat mengurangi risiko kecelakaan yang dapat mengakibatkan korban meninggal dunia. “Kondisi jalannya memang ekstrem karena menurun dengan tikungan leter S. jadi, saat pengunjung dari Bukit Paralayang pulang harus berhati-hati saat melintas tikungan ini,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News