Serangan Siber Besar-besaran Tembus Pertahanan MoD Inggris

3 hours ago 1

Serangan Siber Besar-besaran Tembus Pertahanan MoD Inggris Ilustrasi serangan siber. - Sputniknews

Harianjogja.com, JOGJA—Kekhawatiran keamanan siber Inggris meningkat setelah kelompok hacker Rusia dilaporkan berhasil membobol situs delapan pangkalan militer Inggris. Data yang dicuri, termasuk nama dan email staf Kementerian Pertahanan (MoD), kemudian diunggah ke Dark Web.

Media Inggris melaporkan bahwa serangan siber besar-besaran ini, yang menargetkan kontraktor pemeliharaan dan konstruksi MoD, diduga kuat dilakukan oleh kelompok hacker bernama Lynx. Mereka berhasil menerobos pertahanan siber Angkatan Bersenjata Inggris dengan menembus jaringan Dodd Group.

Lokasi militer yang terdampak mencakup Pangkalan Udara RAF Lakenheath di Suffolk. Pangkalan ini dikenal strategis karena menampung jet-jet tempur siluman F-35 Angkatan Udara Amerika Serikat, yang ditempatkan berdampingan dengan bom nuklir.

MoD Inggris kini sedang melakukan penyelidikan mendalam terhadap serangan siber ini. Peretasan ini terjadi tak lama setelah Pusat Keamanan Siber Nasional mengeluarkan peringatan, menyoroti peningkatan drastis insiden peretasan di Inggris yang mencapai rekor tertinggi, yaitu 204 serangan sepanjang tahun hingga September, seperti dilaporkan oleh MailOnline, Senin (20/10/2025).

"Kami mengambil pendekatan yang kuat dan proaktif terhadap ancaman siber yang dapat menimbulkan risiko bagi kepentingan nasional. Kami secara aktif menyelidiki klaim bahwa informasi terkait MoD telah dipublikasikan di Dark Web," kata seorang juru bicara MoD.

"Untuk melindungi informasi operasional yang sensitif, kami tidak akan berkomentar lebih lanjut mengenai detailnya," lanjutnya.

Riwayat Kebocoran Data dan Tuduhan terhadap Rusia

Insiden ini menambah panjang daftar kasus kebocoran data sensitif yang menargetkan personel militer Inggris. Data pribadi personel militer dan veteran, termasuk nama, detail bank, dan beberapa alamat, terdapat dalam sistem penggajian yang diakses dalam peretasan skala besar yang terungkap tahun lalu, yang berpotensi memengaruhi hingga 272.000 personel militer.

Pada tahun 2022, Pemerintah Inggris juga menyiapkan "Rute Respons Afghanistan" setelah seorang pejabat pertahanan "secara keliru" membocorkan data orang-orang yang berisiko di negara tersebut.

Hingga kini, Kremlin belum berkomentar atas laporan serangan siber besar-besaran yang dituduhkan pada kelompok hacker Rusia tersebut. Rusia sendiri sebelumnya dituduh melancarkan serangan siber terhadap pesawat Angkatan Udara Spanyol yang membawa menteri pertahanan negara tersebut, Margarita Robles, di atas wilayah eksklave Rusia, Kaliningrad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |