Ilustrasi anak/anak mengukur tinggi badan. / Freepik
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemkab Gunungkidul menetapkan sepuluh kalurahan sebagai lokasi penanganan stunting di Bumi Handayani. Selain itu, untuk optimalisasi juga mengenalkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).
Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Gunungkidul, Sujarwo mengatakan, upaya penanggulangan stunting di Bumi Handayani terus dilakukan. Berdasarkan Keputusan Bupati Gunungkidul No.4/KPTS/2024, terdapat sepuluh kalurahan menjadi prioritas penanganan stunting di 2025.
BACA JUGA: Upaya Pemkab Gunungkidul Tekan Stunting
Kalurahan yang jadi lokus penanganan terdiri dari Semanu, Ngeposari dan Candirejo di Kapanewon Semanu; Hargomulyo dan Tegalrejo di Kapanewon Gedangsari. Selanjutnya ada Kalurahan Semin, Semin; Watusigar dan Tancep di Kapanewon Ngawen, Karangasem di Kapanewon Paliyan, serta Kalurahan Karangmojo, Karangmojo.
“Upaya penaganan stunting akan terus dioptimalkan,” kata Sujarwo, Rabu (14/5/2025).
Menurut dia, program ini merupakan tindaklanjut dari percepatan penurunan stunting melalui gerakan Gertak Stunting di 144 kalurahan.
“Banyak kegiatan yang dilakukan, termasuk pelatihan pelaporan digital untuk kader pembangunan manusia, peningkatan insentif melalui APBKal, serta pelaksanaan minilokakarya lintas sektor secara rutin,” ungkapnya.
Menurut dia, untuk optimalisasi penanggulangan Pemkab Gunungkidul juga meluncurkan Genting di Kapanewon Karangmojo, Rabu. Program ini sebelumnya telah digulirkan di Kapanewon Semin, Gedangsari dan Girisubo.
Bentuk intervensinya beragam, mulai dari program “babonisasi” (pemberian ayam petelur), lantainisasi rumah, penyediaan air bersih, hingga pembangunan jamban sehat.
“Untuk Kapanewon Karangmojo, program ini mendapat dukungan CSR dari BPD DIY sebesar Rp50 juta untuk intervensi pemenuhan gizi dan sanitasi keluarga berisiko stunting,” papar Sujarwo.
Pihaknya juga akan mengembangkan program secara lebih lanjut dengan pemetaan dan pendampingan individual. Setiap orang tua asuh akan mendampingi keluarga sesuai dengan permasalahan yang dihadapi seperti masalah administrasi kependudukan, jaminan kesehatan, hingga kebutuhan gizi khusus.
“Semoga upaya penanggulangan makin bisa dioptimalkan,” katanya.
Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto mengatakan, Gerakan GENTING merupakan inisiatif kolaboratif untuk mengintervensi keluarga berisiko stunting melalui pendekatan gotong royong. Program ini menargetkan keluarga-keluarga dengan balita stunting berdasarkan data KRS dan E-PPGBM dari Dinas Kesehatan.
“Ini bukan sekadar bantuan, tapi bentuk keberpihakan sosial Masyarakat yang mencerminkan semangat Gunungkidul Raya adil, makmur, lestari, dan berkeadaban,” kata Joko.
Menurut dia, penanganan stunting bersifat multidimensi dan tidak bisa diselesaikan oleh satu sektor saja. “Kami mengajak ASN, organisasi profesi, tokoh agama, hingga komunitas menjadi bagian dari solusi. Jadilah orang tua asuh yang tidak hanya memberi, tapi juga hadir dan mendampingi,” kata Joko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News