Harianjogja.com, JOGJA—Para ahli pertahanan kini menyoroti ancaman dari senjata terbaru Rusia. Ilmuwan dan pakar senjata asal Inggris, Mark Galeotti, memperkirakan bahwa sistem pertahanan canggih Amerika Serikat (AS), Golden Dome, tidak akan mampu mencegat rudal jelajah Burevestnik Rusia yang bertenaga nuklir.
Golden Dome adalah proyek sistem pertahanan udara berbasis luar angkasa yang sedang dibangun AS untuk melindungi wilayahnya dari potensi serangan rudal musuh. Namun, menurut Galeotti, rudal Burevestnik memiliki keunggulan tak tertandingi yang membuatnya kebal terhadap sistem pertahanan AS saat ini.
Dalam komentarnya di majalah Spectator, Galeotti menjelaskan beberapa keunggulan utama rudal Burevestnik:
Manuver Tinggi dan Terbang Rendah: Burevestnik memiliki kemampuan manuver yang tinggi dan dapat terbang sangat rendah, menyulitkan pendeteksian dan pencegatan.
Jangkauan Tanpa Batas: Dengan tenaga nuklir sebagai penggerak, Burevestnik dapat terbang tanpa batas waktu. Ini memungkinkannya mencapai jarak yang jauh lebih besar daripada rudal jelajah konvensional lainnya.
Keunggulan ini membuat rudal sistem pertahanan yang ada saat ini, termasuk yang tercanggih, tidak akan sanggup mencegatnya.
"Termasuk Golden Dome, yang dirancang untuk menembak jatuh hulu ledak di ketinggian lebih tinggi," kata Galeotti.
Putin Klaim Burevestnik Senjata Unik dan Kebal Pertahanan
Kekhawatiran pakar tersebut sejalan dengan klaim Presiden Rusia, Vladimir Putin, saat mengumumkan uji coba rudal tersebut pada 26 Oktober. Putin menyebut Rudal Jelajah Burevestnik Bertenaga Nuklir ini sebagai senjata unik yang tidak dimiliki oleh negara lain di dunia.
Putin menekankan bahwa rudal Burevestnik memiliki kemampuan manuver yang tak terduga serta kebal terhadap sistem pertahanan rudal modern maupun masa depan.
Senjata ini, menurutnya, dirancang secara spesifik untuk menembus lapisan pertahanan udara yang dibangun oleh Amerika Serikat dan NATO, menjadikannya salah satu proyek paling ambisius dalam sejarah militer Rusia modern. Rudal ini diperkirakan mampu menjangkau target hingga 14.000 Km.
“Kita perlu menentukan kemungkinan penggunaannya dan mulai mempersiapkan infrastruktur untuk menyebar senjata-senjata ini ke militer,” ujar Putin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


















































