PSIM Jogja Tak Gentar Hadapi Tekanan Suporter Persija di GBK

4 hours ago 2

PSIM Jogja Tak Gentar Hadapi Tekanan Suporter Persija di GBK Pelatih PSIM Jogja, Jean-Paul Van Gastel. - Harian Jogja - Ariq Fajar

Harianjogja.com, JOGJA—Pelatih PSIM Jogja, Jean-Paul Van Gastel, menyebut timnya tidak gentar menghadapi tekanan puluhan ribu suporter Persija Jakarta saat bertanding di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jumat (28/11/2025) malam. Laga tersebut diperkirakan disaksikan sekitar 50.000 penonton, mayoritas pendukung Macan Kemayoran.

PSIM datang dengan modal empat laga beruntun tanpa kekalahan dan kini menempati peringkat keempat klasemen sementara Super League 2025/2026 dengan 22 poin. Sementara itu, Persija yang sedang merayakan HUT ke-97 tengah dalam tren lima kemenangan dan berada di posisi runner-up dengan 26 poin.

Atmosfer Suporter Jadi Tantangan

Terkait tekanan dari suporter lawan, Van Gastel mengaku tidak khawatir. Ia menilai atmosfer penuh di stadion justru bisa memicu energi tambahan bagi para pemainnya.

“Untuk saya, 50.000 orang di stadion selalu menjadi tantangan dan memberikan tenaga. Ketika stadion penuh seperti ini, saya selalu menyukainya,” ujar Van Gastel dalam konferensi pers, Kamis (27/11/2025).

Ia berharap para pemain PSIM dapat menikmati suasana pertandingan tanpa terbebani sorakan tribun.

“Semoga para pemain bisa merasakan adrenalin yang sama dan menikmati bagaimana bermain di stadion dengan banyak orang. Saya harap mereka mendapatkan perasaan positif itu saat laga besok,” katanya.

Van Gastel bahkan mengenang masa bermainnya. “Ketika saya masih menjadi pemain dan stadion penuh seperti ini, saya sangat menyukainya. Saya harap bisa kembali ke usia 25 tahun lagi dan bisa bermain di atmosfer seperti ini,” ujarnya.

Persija Dinilai Matang dan Stabil

Secara teknis, Van Gastel mengakui Persija sebagai lawan yang solid dan nyaman dalam penguasaan bola. “Persija sangat kompetitif dan bermain dengan intensitas tinggi. Saat kehilangan bola mereka langsung berupaya merebutnya kembali,” tuturnya.

Meski demikian, ia menegaskan PSIM tetap fokus pada identitas permainan sendiri dan tidak akan menyesuaikan gaya hanya karena bermain di hadapan suporter lawan. Menurutnya, konsistensi ritme seperti pada laga-laga sebelumnya menjadi kunci PSIM untuk tetap bersaing di papan atas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |