Prabowo Sebut Jumlah Kasus Keracunan Menu MBG Masih Batas Wajar

2 hours ago 1

Prabowo Sebut Jumlah Kasus Keracunan Menu MBG Masih Batas Wajar Presiden RI Prabowo Subianto berbicara pada Sidang Senat Terbuka di Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) di Trans Convention Centre, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/10/2025). (ANTARA - HO/Sekretariat Presiden)

Harianjogja.com, JAKARTA—Presiden RI Prabowo Subianto menyebut jumlah kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akhir-akhir ini terjadi di sejumlah daerah masih dalam kategori "corridor of error" berdasarkan ilmu pengetahuan.

Prabowo mengatakan, dari 1,4 miliar porsi makanan yang telah dibagikan, kasus keracunan yang tercatat sekitar 8.000, atau secara statistik hanya 0,0007 persen. "Kalau 1,4 miliar dibagi 8.000, saya kira kalau dalam ilmu pengetahuan dalam sains ini masih dalam koridor katakanlah corridor of error," kata Presiden.

Hal itu disampaikan Prabowo saat menghadiri Sidang Senat Terbuka di Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) di Trans Convention Centre, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/10/2025).

Menurut Presiden, MBG yang telah menjangkau jutaan anak Indonesia merupakan salah satu program paling berhasil di dunia, meski masih dibayangi sejumlah kritik. “Jadi, di mana ada usaha manusia yang 99,99 persen berhasil, dibilang gagal, tapi kita tidak mau ada satupun anak yang sakit, mungkin karena makanan kurang bagus, kurang bersih, dan sebagainya,” ujar Presiden.

Merespons angka kasus tersebut, Kepala Negara menegaskan pemerintah tidak akan berhenti berupaya mencapai zero error. “Kita sudah perintahkan semua dapur harus punya alat-alat yang terbaik untuk membersihkan dan kita akan sempurnakan terus," katanya.

Kepala Negara juga meminta semua guru untuk anak-anak untuk mencuci tangan sebelum makan, hingga diajarkan bagaimana makan pakai sendok untuk mencegah virus maupun bakteri masuk ke pencernaan.

Presiden menyampaikan keberhasilan MBG tidak hanya diakui di dalam negeri, tetapi juga menjadi sorotan dan contoh bagi banyak negara. Indonesia kini disebut sebagai negara paling berani dan tercepat dalam memperluas program gizi nasional. “India butuh 11 tahun untuk mencapai 40 juta penerima manfaat, sementara kita bisa mencapai 36 juta hanya dalam satu tahun,” kata Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |