Harianjogja.com, KARANGANYAR—Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Karanganyar menyatakan dukungan terhadap rencana penerapan enam hari sekolah untuk jenjang SMA/SMK yang tengah digodok Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng).
Kebijakan ini dinilai memberi ruang istirahat yang lebih wajar bagi siswa. Hal tersebut disampaikan Ketua PGRI Karanganyar, Sri Wiyanto, saat berbincang dengan Espos, Rabu (26/11/2025).
Sri Wiyanto menilai sistem enam hari sekolah lebih efektif dibanding lima hari sekolah yang diterapkan beberapa tahun terakhir. Menurutnya, pembelajaran lima hari justru membuat beban guru dan siswa semakin berat karena jam belajar dipadatkan.
“Kalau menurut pribadi saya, lima hari sekolah itu kurang efektif. Jam pembelajaran jadi lama, ini kasihan untuk anak-anak. Guru-guru pun bebannya berat karena pemadatan jam,” ujarnya.
Ia menjelaskan jam kerja guru selama sepekan mencapai 37,5 jam. Dalam sistem lima hari sekolah, beban tersebut harus dipenuhi dalam lima hari sehingga guru harus mengajar hingga pukul 15.30–15.45 setiap hari.
“Kalau dibagi lima hari, beban per harinya berat. Tapi kalau enam hari kerja, 37,5 jam itu dibagi enam sehingga lebih ringan,” jelasnya.
Menurutnya, sistem enam hari juga memberi ritme aktivitas yang lebih wajar bagi siswa. Ia menyebut dalam sistem lima hari sekolah, hari Sabtu sering kali terisi kegiatan yang tidak selalu bermanfaat.
“Anak SMA biasanya kalau Sabtu malah dipakai jalan-jalan atau pacaran. Jadi menurut saya enam hari sekolah lebih baik,” imbuhnya.
Meski demikian, Sri Wiyanto menegaskan PGRI Karanganyar tidak memaksakan satu sistem tertentu. Sebagai organisasi profesi, PGRI akan mengikuti kebijakan pemerintah pusat maupun daerah.
“Jika pemerintah menetapkan enam hari sekolah, PGRI Karanganyar siap mendukung,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : espos.id


















































