Pemkot Jogja Turunkan 25 Ton Sampah Organik dengan 1.000 Ember

3 hours ago 1

Harianjogja.com, JOGJA—Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja mengklaim telah menurunkan volume sampah organik yang disetorkan ke depo sampah mencapai 25 ton per hari. Penurunan volume sampah organik tersebut berhasil dilakukan dengan adanya 1.000 ember untuk mengolah sampah tersebut.

Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo, menuturkan pengolahan sampah organik berbasis rumah tangga dengan menggunakan ember dalam program Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas Jos) terus mengalami peningkatan. Sebelumnya, menurutnya hanya ada 300 ember yang digunakan untuk mengolah sampah pada tahap awal. Kemudian, ada penambahan ratusan ember untuk mengolah sampah, hingga kini telah mencapai 1.000 ember.

Hasto pun menilai ribuan ember tersebut mampu mengurangi volume sampah organik yang disetorkan ke depo sampah.

“Hanya memang sampai hari ini baru [pengurangan volume sampah organik dengan emberisasi] mencapai 25 ton per hari atau kira-kira sekitar 1.000 ember per hari,” ujarnya di Balai Kota Jogja pada Jumat (12/12/2025).

Dia menilai peningkatan ember untuk mengolah sampah organik tersebut menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengolah sampah.

“Ini menunjukkan bahwa masyarakat masih bisa diajak bekerja sama untuk memilah sampah dari rumah. Sisa makanan atau sampah organik basah seharusnya tidak dicampur dengan yang lain,” katanya.

Dia menambahkan sejauh ini telah ada 600 bank sampah yang selama ini digunakan warga untuk mengolah sampah anorganik di Kota Jogja. Meski begitu, menurut Hasto, belum seluruh bank sampah mengolah sampah anorganik setiap hari. Dia pun berharap ke depan agar seluruh bank sampah tersebut dapat mengolah sampah anorganik setiap hari.

Sementara itu, Direktur Pemulihan Lahan Terkontaminasi dan Tanggap Darurat Limbah B3 dan Non-B3, Deputi PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup, Vinda Damayanti Asjar, berharap agar pengolahan sampah berbasis rumah tangga tersebut dapat direplikasi di daerah lainnya.

“Jumlah peserta Mas Joss sudah meningkat hingga 37.000 KK. Mereka telah memilah, mengolah, dan menimbang sampah ke bank sampah. Ini sangat baik dan bisa menjadi starter bagi kota-kota lainnya,” ujarnya.

Vinda menuturkan setiap daerah mulai meningkatkan pengolahan sampahnya masing-masing. Dia pun menegaskan beberapa daerah telah diberikan sanksi administrasi terkait masih ditemukannya tempat pengolahan sampah dengan open dumping.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |