Pelajar Klaten Keracunan MBG, Sampel Menu Dibawa ke Labkes DIY

7 hours ago 1

Pelajar Klaten Keracunan MBG, Sampel Menu Dibawa ke Labkes DIY Sejumlah siswa SMPN 1 Wedi dibawa ke Puskesmas Wedi guna mendapatkan perawatan karena mengalami gejala keracunan, Kamis (9/10/2025). - Solopos/Taufiq Sidik Prakoso.

Harianjogja.com, KLATEN—Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten mengambil sampel makanan menindaklanjuti dugaan keracunan menu makan bergizi gratis (MBG) di Kecamatan Wedi untuk dilakukan pengujian di laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) DIY. Hasil uji lab diperkirakan baru keluar selang lima hingga tujuh hari ke depan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Anggit Budiarto, menjelaskan penyebab kasus dugaan keracunan itu belum diketahui. Saat ini, investigasi masih terus berjalan. Petugas kesehatan sudah mengambil sampel makanan dari menu MBG yang sebelumnya dimakan siswa di SMPN 1 Wedi.

"Sampel makanan sudah kami ambil. Mulai dari nasi, ayam, buah, sup, sama susu. Kami bawa ke Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) Yogyakarta. Iya, hari ini sudah kami bawa ke sana,” kata Anggit saat ditemui di RSUD Bagas Waras Klaten, Kamis (9/10/2025).

Uji lab tak bisa serta merta diketahui. Ada proses yang dilalui secara laboratorium. “Itu bisa lima sampai tujuh hari,” kata Anggit.

Sebelumnya, Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo beserta sejumlah kepala dinas termasuk Anggit mendatangi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Sembung, Kecamatan Wedi. SPPG itu menjadi dapur MBG dengan salah satu sekolah yang dilayani yakni SMPN 1 Wedi. Dari hasil sidak, Anggit membenarkan ada beberapa hal yang harus mendapatkan perbaikan.

“Seperti yang disampaikan Mas Bupati, bahwa secara visual memang memang masih banyak hal yang harus mendapatkan perhatian. Ya, minimal mulai dari alur masuknya alat kotor, alur masuknya bahan baku, terus pemisahan bahan baku kering, sama bahan baku yang belum disimpan dan di tempat penyimpanan,” kata Anggit.

Inspeksi ke SPPG

Sementara operasional SPPG itu dihentikan. Hal itu berdasarkan keputusan BGN melalui koordinator wilayah BGN di Kabupaten Klaten.

“Khusus yang satu ini [SPPG Sembung]. Kalau yang lainnya tetap beroperasi, sembari kami dari Dinkes mendapatkan tugas untuk melakukan pengamatan dan inspeksi ke lokasi, bila perlu setiap hari,” katanya.

Berdasarkan informasi dari Koordinator Wilayah BGN di Kabupaten Klaten, saat ini ada sekitar 29 SPPG yang beroperasi di Klaten. SPPG itu menyebar ke sejumlah kecamatan dengan jumlah penerima manfaat sekitar 80.000 orang yang merupakan pelajar dari berbagai tingkatan.

Disinggung soal Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) seluruh SPPG di Klaten, Anggit menjelaskan saat ini masih berproses. Hal itu menindaklajuti koordinasi dengan pemerintah pusat ihwal kewajiban SPPG memiliki SLHS.

“Bagi yang belum beroperasi, tetap wajib melakukan pengurusan izin SLHS,” kata Anggit.

Sebelumnya, kasus keracunan diduga dari menu MBG terjadi di SMPN 1 Wedi, Rabu (8/10/2025). Sejumlah siswa mengalami gejala keracunan berupa mual, pusing, muntah dan belakangan ada yang mengalami diare. Hingga Kamis (9/10/2025), masih ada siswa yang mengalami keluhan sama dan dibawa ke Puskesmas Wedi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Espos

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |