Padat Karya Jadi Wujud Pembangunan Berkeadilan

7 hours ago 2

Padat Karya Jadi Wujud Pembangunan Berkeadilan Ilustrasi program padat karya. / Antara

Harianjogja.com, SLEMAN—Program Padat Karya yang diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Sleman dengan sumber dana APBD Murni 2025 telah selesai. Program ini menjadi implementasi pembangunan berkeadilan. Peresmian program Padat Karya Tahap I telah dilakukan pada 21 Mei dan Tahap II pada 3 November 2025.

Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, mengatakan program Padat Karya menjadi bukti nyata komitmen Pemkab Sleman dalam memperkuat ekonomi masyarakat, menciptakan lapangan kerja, serta memastikan pemerataan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah.

Dalam tahap kedua program ini, terdapat tiga proyek infrastruktur yang diresmikan. Pertama, pembangunan saluran irigasi di Padukuhan Bolu, Margokaton, Seyegan. Kedua, pembangunan corblok jalan, talud, dan gorong-gorong di Padukuhan Bayeman, Bangunkerto, Turi. Ketiga, pembangunan corblok jalan di Padukuhan Watuadeg, Jogotirto, Berbah.

Acara peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan pita yang berlangsung di Watuadeg, Kalurahan Jogotirto, Kapanewon Berbah.

“Program padat karya ini bukan hanya proyek pembangunan fisik, tapi juga gerakan sosial ekonomi berbasis gotong royong dan partisipasi warga. Pemerintah ingin masyarakat turut aktif dalam membangun daerahnya sendiri,” Danang dalam keterangan tertulis.

Ia menegaskan Pemkab Sleman akan terus mendorong pelaksanaan program padat karya sebagai bagian dari upaya mewujudkan pembangunan yang berkeadilan dan berpihak pada rakyat kecil. Diharapkan program ini mampu memberikan dampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat serta memperkuat ekonomi lokal, khususnya di wilayah perdesaan.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Sleman, Epiphana Kristiyani, menyampaikan bahwa pelaksanaan program Padat Karya pada 2025 mencakup tujuh lokasi, dengan alokasi dana Rp160 juta per lokasi. Setiap lokasi melibatkan 42 tenaga kerja, sehingga total 294 pekerja turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Ia menambahkan program ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, menekan angka kemiskinan, dan membuka lapangan kerja baru, terutama bagi warga yang menganggur atau bekerja paruh waktu dengan jam kerja di bawah 40 jam per minggu.

“Melalui Padat Karya, kami berharap masyarakat dapat memperoleh penghasilan tambahan sekaligus berkontribusi dalam pembangunan daerahnya,” kata Epiphana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |