Kisah Pemuda, Lestarikan Budaya serta Berbisnis Lewat Bregada Rakyat

6 hours ago 2

Kisah Pemuda, Lestarikan Budaya serta Berbisnis Lewat Bregada Rakyat Jogja menjadi kota yang sarat akan sejarah dan tradisi. Di balik pesonanya sebagai kota pelajar dan pariwisata, tersimpan denyut kebanggaan yang tak pernah padam yaitu bregada prajurit. - Istimewa.

Harianjogja.com, JOGJA—Jogja menjadi kota yang sarat akan sejarah dan tradisi. Di balik pesonanya sebagai kota pelajar dan pariwisata, tersimpan denyut kebanggaan yang tak pernah padam yaitu bregada prajurit. Dengan langkah tegap, busana penuh warna, serta irama gamelan yang mengiringi, bregada menjadi simbol kejayaan dan keteguhan hati rakyat Jogja dalam menjaga warisan leluhur.

Bregada merupakan kelompok prajurit tradisional Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Prajurit ini bertugas secara khusus pada acara-acara yang digelar Kraton Jogja. Akan tetapi seiring berkembangnya seni tradisi, saat ini kelompok bregada telah bermunculan yang sering disebut dengan Bregada Rakyat.

Bregada rakyat merupakan kelompok seni keprajuritan yang berasal dari masyarakat biasa, bukan dari lingkungan kraton. Kelompok ini menampilkan seni budaya dengan kostum dan senjata tradisional untuk melestarikan budaya lokal, sering tampil dalam upacara adat, pesta rakyat, atau perayaan kebudayaan. Bregodo rakyat telah menjadi salah satu ikon khas pariwisata Jogja. 

Menariknya Bregada Rakyat ternyata kini menjadi sebuah lahan bisnis baru. Pasalnya banyak pihak yang sering menggunakan jasa kelompok ini pada acara-acara tertentu. Salah satunya ditekuni oleh pemuda Kampung Dipowinatan Kota Jogja, Eras Yudhanto.

"Saya memulai ini sejak 2015. Kebetulan terinspirasi dari ayah yang juga menjadi anggota Bregada Rakyat di Kampung Dipowinatan," kata Eras, Jumat (31/10/2025).

Bukan sekadar berbisnis, usaha itu digelutinya sekaligus niatnya untuk menjadi bagian dari upaya melestarikan budaya Jogja khususnya seni keprajuritan. Sebelum menekuninya, ia sempat mempelajari tentang berbagai hal seni keprajuritan Kraton Jogja.

Kemudian secara perlahan muncul niat untuk membuka jasa Bregada Rakyat tersebut yang dinamakan Prajurit Jogja 2 atau PJ2. Ia mendirikan bersama teman anak-anak muda di luar Kampung Wisata Dipowinatan. Hal ini menjadi representasi perkumpulan anak muda yang menggemari seni keprajuritan Kraton Ngayogyakarta.

"Sering lihat bapak ikut kirab di kampung, ada rasa suka dan ingin melestarikan. Kemudian saya ingin memperdalam lagi tentang kebudayaan Jawa di seni keprajuritan," katanya.

Bregada Rakyat PJ2 yang ia dirikan sepenuhnya berkiblat pada seni keprajuritan Kraton Ngayogyakarta, namun tetap melakukan kreativitas sendiri mulai dari musik hingga kostum yang dikenakan setiap tampil. Seragamnya pun punya berbagai jenis, mulai dari gaya Jogja hingga Surakarta dengan menyesuaikan konsep klien

"Musiknya masih musik klasik, kiblatnya tetap Kraton pakai suling, tambur, terompet, tetapi beberapa dikreasikan sendiri,” ujarnya.

Ia menegaskan konsep bisnisnya dengan mengedepankan dan menjunjung nilai-nilai budaya keprajuritan dengan membuka kesempatan bagi masyarakat luas yang ingin menghadirkan seni keprajuritan ala Kraton Ngayogyakarta.

Bregada Rakyat kelompoknya sudah beberapa kali diundang di acara public figure, seperti pernikahan Kaesang Pangarep-Erina Gudono, pernikahan Vicky Shu, dan pernikahan pebulutangkis ternama Indonesia Ribka Sugiarto-Rian Ardianto di Pendopo Tulung milik Soimah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |