Jemaah Calon Haji 2025 Diinapkan Tak Sesuai Kloter, Ini Alasannya

3 hours ago 2

Harianjogja.com, JAKARTA—Kementerian Agama (Kemenag) mengatakan jemaah calon haji tak diinapkan berdasarkan kelompok terbang (kloter) saat berada di Makkah. Akan tetapi sesuai dengan syarikah yang  melayani di tempat itu, sesuai dengan sistem terkini diterapkan Pemerintah Arab Saudi.

Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag Muchlis Hanafi menjelaskan awalnya secara ideal jemaah satu kloter dilayani satu syarikah atau perusahaan layanan haji sehingga diinapkan dalam satu hotel yang sama saat di Makkah. Namun, ada sejumlah hal yang membuat rencana itu tak dapat dilakukan.

Dia mengatakan ada beberapa persoalan, seperti terlambat visa haji beberapa anggota jemaah hingga berujung anggota dalam satu kloter terpisah di beberapa syarikah. Kemenag telah berupaya agar jamaah dari satu kloter tetap menginap di satu hotel yang sama saat di Madinah meski ditangani syarikah berbeda.

BACA JUGA: Jalan 5 Kilometer Setiap Hari Jadi Persiapan Fisik Jemaah Calon Haji

"Terkait kloter campuran ini, satu kloter terdiri dari jamaah berbagai syarikah. Kita tahun ini penyediaan layanan haji bagi jemaah kita di Arab Saudi dilakukan delapan syarikah. Idealnya satu kloter dilayani satu syarikah, one kloter one syarikah. Idealnya begitu," kata dia, Senin (12/5/2025)..

Akan tetapi, katanya, jemaah harus diinapkan sesuai dengan syarikah yang melayani saat di Makkah. Hal inilah yang membuat jamaah dari satu kloter menginap terpisah di beberapa hotel saat tiba di Makkah.

"Karena layanan di Makkah ini berbasis syarikah maka konsekuensinya penempatan jemaah di hotel juga disesuaikan berdasarkan syarikah penyedia layanan," ujar Ketua Petugas Penyelanggara Ibadah Haji (PPIH) ini.

Muchlis menjamin hal tersebut tidak akan mengurangi hak jamaah calon haji Indonesia. Seluruh layanan mulai dari penginapan, konsumsi, hingga transportasi akan diberikan sesuai standar yang telah ditetapkan.

Penempatan jemaah di hotel sesuai syarikah akan memudahkan saat pelaksanaan wukuf di Arafah hingga mabit di Muzdalifah dan Mina atau Armuzna yang merupakan puncak haji. Dia menyebut seluruh layanan di Armuzna diatur oleh syarikah.

BACA JUGA: 10 Jemaah Calon Haji Meninggal Dunia

"Penataan berbasis syarikah ini justru akan memperkuat efektivitas layanan. Jadi memang Kementerian Haji itu strict [ketat]. Harus berbasis syarikah. Harapan mereka lebih efektif diberikan terutama fase Armuzna ya, ini fase yang paling krusial," ucapnya.

Kemenag telah berkoordinasi dengan delapan syarikah agar calon haji yang suami istri, lansia, atau disabilitas yang berangkat dengan pendamping bisa diinapkan di hotel yang sama meski berbeda syarikah.

Urusan kemanusiaan juga menjadi fokus para syarikah. "Faktor kemanusiaan itu tidak bisa diabaikan. Mereka sangat memperhatikan itu," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |