Harianjogja.com, BANTUL—Pemerintah Kabupaten Bantul menargetkan penyelesaian persoalan genangan air di kawasan simpang empat Sudimoro pada tahun 2026 mendatang.
Genangan yang selama ini menjadi keluhan warga setempat setiap kali musim hujan tiba, akan menjadi salah satu prioritas utama Pemkab dalam program penanganan infrastruktur lingkungan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Bantul, Jimmy Alran Manumpak Simbolon, mengatakan proyek penanganan genangan di Sudimoro akan digarap secara tuntas dengan kebutuhan anggaran sekitar Rp5 miliar.
“Target saya tahun depan genangan di Sudimoro harus selesai. Kebutuhannya sekitar Rp5 miliar,” ungkapnya, Rabu (5/11).
Ia menjelaskan, genangan di kawasan tersebut sudah lama menjadi perhatian pemerintah daerah karena berdampak langsung pada aktivitas warga dan pengguna jalan.
Setiap hujan deras, air kerap meluap dan menutup sebagian ruas jalan, menyebabkan kemacetan dan gangguan lalu lintas. Penanganan akan difokuskan pada perbaikan sistem drainase dan peningkatan kapasitas saluran air agar genangan bisa tertangani secara permanen.
Selain Sudimoro, beberapa titik genangan lain juga menjadi perhatian pemerintah daerah. Jimmy menyebut, titik rawan genangan di kawasan Cepit dan kawasan Kasongan juga akan masuk dalam rencana penanganan berikutnya.
“Kita sudah terbantu oleh proyek pusat, tapi masih ada beberapa lokasi yang perlu penanganan lanjutan, terutama di sekitar Kasongan dan Dongkelan,” katanya.
Jimmy menambahkan, salah satu contoh keberhasilan nyata dari penanganan genangan di Bantul bisa dilihat di kawasan Cepit-Tembi. Dulu kawasan tersebut selalu menjadi langganan banjir ketika musim hujan tiba. Namun setelah dilakukan pembangunan drainase baru, wilayah itu kini sudah tidak lagi tergenang.
“Dulu di Tembi itu kalau hujan parah sekali, tapi sekarang sudah kering karena drainasenya kita perbaiki. Prinsipnya, jangan hanya kejar panjang jalan, tapi tuntas sampai drainasenya,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya perencanaan infrastruktur yang menyeluruh. Menurutnya, pembangunan jalan tidak bisa hanya difokuskan pada aspek permukaan, tetapi juga harus memperhatikan sistem drainase di sekitarnya agar tidak menimbulkan masalah baru di kemudian hari.
“Kalau jalan sudah bagus tapi drainasenya buruk, ya tetap akan tergenang. Karena itu, setiap proyek sekarang kami pastikan lengkap dengan sistem salurannya,” ujarnya.
Menghadapi musim hujan yang diperkirakan berlangsung dengan intensitas tinggi di akhir tahun ini, Pemkab Bantul juga telah menyiapkan langkah antisipatif. Jimmy menyampaikan bahwa pihaknya sudah menyiapkan anggaran khusus untuk menangani kemungkinan banjir di wilayah rawan.
“Kami sisihkan anggaran untuk antisipasi musim hujan supaya masyarakat tetap nyaman. Fokus kami bukan hanya membangun jalan baru, tapi juga menjaga yang sudah ada agar berfungsi maksimal,” pungkasnya.


















































