Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Gunungkidul berencana menggenjot investasi di sektor utara. Langkah ini dilakukan sebagai upaya pemerataan investasi yang sekarang masih condong di sektor selatan.
Kepala DPMPTSP Gunungkidul, Agung Danarto mengatakan, adanya destinasi wisata Pantai menjadi salah satu daya tarik bagi pemodal untuk berinvetasi, khususnya di sektor selatan di Bumi Handayani. Namun, kondisi ini mengakibatkan ketimpangan karena sektor utara kurang diminati calon investor.
Oleh karena itu, ia akan terus berupaya agar ada asas pemeretaan didalam penyebaran investasi di Kabupaten Gunungkidul. “Kami ingin adanya pemerataan sehingga fokus investasi tidak di sektor selatan saja. Makanya kami berpikir menggenjot investasi di sektor utara,” kata Agung saat dihubungi, Kamis (8/5/2025).
BACA JUGA: Imbas Tarif Trump, China Mau Bangun Pabrik di Indonesia
Pihaknya sudah membuat kajian terkait dengan pengembangan investasi di sektor utara Gunungkidul. Di zona ini, juga sudah ada Kawasan Peruntukan Industri di Kalurahan Candirejo, Semin yang dapat dioptimalkan untuk mendukung masuknya investor agar mau menanamkan modalnya.
Hasil kajian yang telah dilakukan, kata Agung, ada beberapa model investasi bisa dikembangkan seperti pertekstilan, pemintalan dan garmen. Selain itu, juga ada industry pengecoran logam, pabrik kayu hingga wood pellet industry. “Kajiannya sudah ada lengkap dengan potensi usaha yang dapat dijalankan,” katanya.
Menurut Agung, hasil kajian ini akan ditawarkan ke pengusaha dengan harapan mau menanamkan modalnya di sektor utara Gunungkidul. “Kita rutin menggelar kegiatan temu bisnis dengan investor. Salah satunya bertujuan memaparkan tentang potensi dan peluang investasi di Gunungkidul,” kaatanya.
Sekretaris DPMPTSP Gunungkidu, Asar Jajang Riyanti mengatakan, iklim investasi terus tumbuh positif dari tahun ke tahun. Hal ini tak lepas dari capaian yang masuk melebih target yang ditentukan.
Sebagai gambaran, di 2023 hanya mematok investasi sebesar 475,35 miliar, namun realisasinya menembus Rp629,1 miliar. Hal yang sama juga terjadi di 2024, dari target Rp629 miliar dapat terealisasikan sebesar Rp825,6 miliar.
Dia menjelaskan, target penanaman modal disesuaikan dengan rencana strategis yang terlaksana dalam kurun waktu lima tahun. Oleh karenanya, target investasi di 2025 baru ditetapkan sebesar Rp772 miliar.
“Investasi yang masuk terus fluktuatif tiap tahunnya, tapi dari sisi target bisa terpenuhi semuanya,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, untuk sektor yang diminati para investor mulai dari perdagangan, pariwisata, Perindustrian hingga peternakan. Kelima sektor ini penyumbang terbesar investasi di Gunungkidul. Potensi wisata yang kaya, terutama di kawasan pesisir selatan, menjadi magnet bagi para investor.
“Daerah-daerah seperti Purwosari, Panggang, Tepus, dan Girisubo yang dulunya sepi kini telah berkembang menjadi destinasi wisata yang populer,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News