Lahan demplot KWT Loh Jinawi di Padukuhan Tubin, Sidorejo yang digunakan ibu-ibu rumah tangga setempat untuk menunjang perekonomian keluarganya. Harian Jogja - Khairul Ma'arif
Harianjogja.com, KULONPROGO—Sejumlah ibu-ibu rumah tangga di Padukuhan Tubin, Kalurahan Sidorejo, Lendah, Kulonprogo kini memiliki kesibukan tambahan yang tidak menganggu aktivitas dapur. Hal itu berkat kehadiran kelompok wanita tani (KWT) sejak Januari 2024 silam yang memanfaatkan tanah warga untuk ditanami berbagai jenis pertanian.
Setidaknya sudah ada 29 ibu-ibu rumah tangga yang terlibat dalam KWT yang diberi nama Loh Jinawi tersebut. Ketua KWT Loh Jinawi Tubin, Daliyem menjelaskan, komoditas seperti sayuran dan buah-buahan menjadi fokus dalam pengembangan lahan pertanian. Di antaranya seperti terong, tomat, buncis, kacang panjang, pisang dan pepaya. "Hasilnya bisa untuk kebutuhan rumah tangga sendiri atau dijual belikan," katanya, Kamis (24/7/2025).
BACA JUGA: Kerja Sama Penggelolaan Dihentikan, Sampah Kembali Menggunung di Sejumlah Depo Kota Jogja
Dia mengklaim, kehadiran KWT Loh Jinawi mampu menunjang perekonomian para ibu-ibu rumah tangga. Meski pun keuntungannya tidak begitu dominan dari hasil panen yang dijual. Setidaknya ketika membutuhkan terong, tomat, atau buncis untuk keperluan memasak dapat terpenuhi. Urusan perut keluarga bisa dipenuhi tanpa perlu mengeluarkan uang untuk membelinya lagi. "Sebelum ada KWT itu harus beli sekarang kan bisa manfaatkan hasil panen," kata Daliyem.
Menurutnya, selain ada disediakan lahan terpusat sebagai demplot, sejumlah anggota KWT juga ada yang menanamnya di rumahnya masing-masing. Tentunya dengan bermodalkan pot tanaman yang digunakan sehingga lebih sederhana pemanfaatannya.
Pembibitannya tetap dilakukan oleh KWT di lahan warga yang sudah disediakan. Daliyem mengungkapkan, hasil pertanian dari KWT Loh Jinawi sudah ada yang laku. "Kami ada pasar pagi setiap hari Minggu untuk menjajakan hasil pertanian. Selain itu pembibitan kami juga sudah laku terjual meskipun belum banyak," ujarnya.
Setidaknya, dari KWT Loh Jinawi ini dalam sebulan mendapat omzet sekitar Rp1 jutaan. Namun, memang hasil tersebut belum berdampak ke anggotanya karena sekarang masih masuk dalam kas kelompok. Daliyem mengaku, ke depan akan mengembangkan hasil pertanian KWT tidak hanya dijual mentah melainkan dalam bentuk kemasan.
"Kami sekarang sedang mengembangkan serbuk jahe agar tidak hanya menjualnya secara mentah jahe tapi bisa diolah lebih bernilai," ungkapnya.
Dukuh Tubin, Waluyo membeberkan, kehadiran KWT Loh Jinawi di wilayahnya memang untuk memfasilitasi kegiatan para ibu-ibu rumah tangga. Kehadirannya memang bertujuan untuk menunjang perekonomian keluarga.
Meskipun masih terbilang merintis, KWT Loh Jinawi sudah dipercaya untuk mewakilkan Kapanewon Lendah dalam ajang perlombaan antar KWT setingkat Kabupaten Kulonprogo pada awal september nanti. "Kami sekarang sedang menyiapkan KWT Loh Jinawi agar bisa menjadi yang terbaik di ajang tersebut," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News