I-League Edukasi Mahasiswa Jogja Soal Karier Sepak Bola

4 hours ago 1

I-League Edukasi Mahasiswa Jogja Soal Karier Sepak Bola Pemain PSIM Jogja, Ze Valente (tengah) bersama jajaran manajemen I.League bergambar bersama seusai mengadakan program BRI I.League Goes to Campus, Minggu (26/10 - 2025) di GOR Pancasila UGM. Dokumentasi Istimewa

Harianjogja.com, JOGJA—Melalui BRI I-League Goes to Campus, I-League memberikan edukasi kepada mahasiswa UGM tentang peluang karier di balik industri sepak bola. Program ini menumbuhkan minat generasi muda dalam sektor olahraga profesional.

I-League atau yang dulu dikenal dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB) membedah serba-serbi industri sepak bola dan berupaya mengenalkannya kepada para mahasiswa di Jogja.

Manager Corporate Share Value (CSV) I-League, Hanif Marjuni menjelaskan bahwa program ini menjadi upaya operator liga di Indonesia untuk membuka wawasan mahasiswa tentang besarnya peluang karier di balik industri sepak bola. “Kami ingin menjelaskan ke mahasiswa bahwa sepak bola sudah menjadi industri. Ketika jadi industri, banyak profesi yang bisa digeluti, bukan hanya pemain,” ujarnya, Minggu (26/10/2025) di GOR Pancasila UGM.

Hanif menyebut, hasil survei yang digelar Universitas Indonesia (UI) menunjukkan perputaran uang di sepak bola nasional mencapai Rp10 triliun lebih pada musim 2024–2025, dan angkanya diprediksi terus meningkat. “Kami ingin mahasiswa melihat sektor olahraga ini secara luas dan menyadari bahwa sepak bola bisa jadi potensi lahan kerja di masa depan,” tambahnya.

General Manager Strategic of Competition I-League, Takeyuki Oya, menilai bahwa kegiatan ini juga merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat ekosistem sepak bola Indonesia. “Di Jepang, semua klub melakukan acara seperti ini. Setiap hari pasti ada agenda di sekolah, kampus, atau komunitas yang berkaitan dengan sepak bola. Ini cara agar masyarakat mengenal sepak bola lebih dekat, tidak hanya di stadion,” katanya.

Dia menambahkan, pihaknya juga tengah mengkaji kesenjangan kualitas antara Liga 1 dan Liga 2, serta mendorong lebih banyak kesempatan bermain bagi pemain muda lokal sehingga kompetisi domestik bisa berdampak langsung terhadap regenerasi pemain di tingkat tim nasional. “Kami perlu membangun sistem yang memberi ruang bagi pemain muda dan mempersempit jarak kualitas antar kompetisi,” ujarnya.

Acara yang dikemas dalam bentuk gelar wicara serta diskusi ini juga menghadirkan gelandang PSIM Jogja, Ze Valente. Ia mengaku senang bisa berinteraksi langsung dengan para mahasiswa untuk mengenalkan ekosistem sepak bola nasional berikut potensi di dalamnya. “Saya sangat senang berada di Jogja dan bersama PSIM. Ini kota besar dengan semangat sepak bola yang luar biasa,” kata pemain asal Portugal itu.

Dengan pendekatan edukatif seperti ini, I-League berharap sepak bola Indonesia bukan hanya dikenal karena pertandingannya, tetapi juga karena industri di baliknya, yang berpotensi membuka banyak lapangan kerja baru, seperti analis statistik dan pertandingan, konten kreator, maupun peran manajerial dan administratif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |