Salah satu pedagang cabai di Pasar Bringharjo, Ifan, memperlihatkan stok cabai rawit merah di kios miliknya, Selasa (11/3/2025). Harian Jogja - Lugas Subarkah\\r\\n\\r\\n
Harianjogja.com, JOGJA—Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), harga cabai rawit merah di sejumlah pasar rakyat Kota Jogja meroket hingga nyaris 100% dalam sepekan terakhir. Lonjakan tertinggi terpantau di Pasar Beringharjo.
Wakil Wali Kota Jogja, Wawan Harmawan, mengatakan harga cabai rawit merah di pasar tersebut naik signifikan. “[Harga cabai rawit merah] relatif naik sampai Rp85.000 per kilogram. Tapi secara keseluruhan situasi masih terkendali,” ujarnya saat memantau kebutuhan pangan di Pasar Beringharjo, Selasa (9/12/2025).
Sebelumnya, harga cabai rawit merah berada di kisaran Rp50.000 per kilogram. Meski harganya melonjak, Wawan memastikan ketersediaannya masih mencukupi. “Untuk ketersediaan dan keterjangkauan harga masih stabil, cuma yang pedas tadi ya cabai,” katanya.
Ia menambahkan bahwa permintaan masyarakat belum menunjukkan peningkatan signifikan menjelang Nataru. Pasokan cabai yang masuk ke Kota Jogja pun terbatas sehingga mempersulit upaya intervensi harga.
Wawan berharap produksi cabai dari Gunungkidul, Bantul, dan daerah lain di DIY dapat diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan lokal terlebih dahulu agar harga tetap stabil.
Selain itu, Pemkot Jogja juga mendorong masyarakat menanam cabai secara mandiri sebagai langkah jangka panjang mengantisipasi lonjakan harga komoditas tersebut.
Dari sisi pemda provinsi, Asisten Sekda DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Tri Saktiyana, menyampaikan bahwa Pemda DIY tidak dapat mengintervensi langsung harga cabai karena mekanisme pasokan berlangsung antara petani dan pedagang.
Meski begitu, harga kebutuhan pokok lain seperti beras, minyak, dan gula dinilai masih aman dan terkendali.
“Komoditas inti untuk liburan akhir tahun cukup dan harganya terkendali. Beras, minyak, gula aman. Yang biasanya paling berfluktuasi adalah cabai,” katanya.
Dari lapangan, pedagang Pasar Beringharjo, Ida Chabibah, mengaku kewalahan menghadapi kenaikan harga cabai rawit merah yang terus melonjak dalam waktu singkat.
“[Cabai rawit merah] kenaikan dari Rp50.000, menjadi Rp75.000, lalu Rp85.000, dan sekarang Rp95.000 per kilogram. Dalam satu minggu sudah naik empat kali,” ujarnya.
Meski demikian, permintaan cabai tetap tinggi. Ida mengatakan pembelinya banyak berasal dari pelaku usaha kuliner, pekerja hotel, dan ibu rumah tangga. Dalam sehari, ia masih mampu menjual sekitar 10 kilogram cabai rawit merah.
Selain cabai rawit, sejumlah komoditas sayuran seperti brokoli, sawi, dan bunga kol juga mengalami kenaikan harga. Brokoli misalnya, naik dari Rp15.000 menjadi Rp35.000 per kilogram.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


















































