Ekonom UKDW Berharap Penurunan Suku Bunga BI Diikuti Suku Bunga Bank

4 hours ago 2

Ekonom UKDW Berharap Penurunan Suku Bunga BI Diikuti Suku Bunga Bank Foto ilustrasi. - Ist/Freepik

Harianjogja.com, JOGJA—Ketua Pusat Studi Ekonomi dan Bisnis Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Purnawan Hardiyanto berharap penurunan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5,50% pada Mei 2025 diikuti dengan penurunan suku bunga bank. Sehingga minat investasi masyarakat kembali bergairah.

Ia menjelaskan ketika perekonomian sedang lesu memang suku bunga harus diturunkan, tujuannya untuk meningkatkan minat investasi masyarakat. Agar perekonomian kembali bergairah, memacu pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan lapangan kerja baru.

BACA JUGA: Keputusan Pangkas BI Rate Dinilai Tepat

"Diharapkan akan diikuti dengan penurunan suku bunga bank," ucapnya, Sabtu (24/5/2025).

Menurutnya ketika BI menurunkan suku bunga acuan, bank cenderung cepat menurunkan suku bunga simpanan tapi cenderung lambat untuk menurunkan bunga pinjaman. Purnawan menjelaskan biasanya pemerintah turut melakukan intervensi dengan memerintahkan bank-bank milik negara untuk segera menurunkan suku bunga simpanan maupun pinjaman.

"Pemerintah berharap langkah bank-bank plat merah ini akan diikuti bank-bank lain karena adanya persaingan pasar," jelasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan penurunan suku bunga ini juga akan berpengaruh pada positif bagi perekonomian. Diharapkan perekonomian DIY akan bergairah karena ada peningkatan minat investasi masyarakat.

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 20-21 Mei 2025 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,25%.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 yang rendah dan terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1%, upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya, serta untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi.

Kedepan, BI akan terus mengarahkan kebijakan moneter untuk menjaga inflasi dalam sasarannya dan stabilitas nilai tukar rupiah yang sesuai fundamental, dengan tetap mencermati ruang untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dinamika yang terjadi pada perekonomian global dan domestik.

Sementara itu, kebijakan makroprudensial akomodatif terus dioptimalkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dengan berbagai strategi untuk mendorong pertumbuhan kredit dan meningkatkan fleksibilitas pengelolaan likuiditas oleh perbankan.

"Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk turut menopang pertumbuhan ekonomi, khususnya sektor perdagangan dan UMKM, melalui perluasan akseptasi pembayaran digital, serta penguatan infrastruktur dan konsolidasi struktur industri sistem pembayaran." katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |