FJembatan Pandansimo sebagai penghubung Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) antara Kabupaten Kulonprogo dan Bantul sepanjang 1,9 kilometer tersebut rencananya akan diresmikan pada Juli mendatang. Antara - Hendra Nurdiyansyah
Harianjogja.com, KULONPROGO—Wakil Ketua II DPRD Kulonprogo, Suharto menekankan tiga aspek yang harus menjadi perhatian eksekutif. Menurutnya, aspek pembangunan infrastruktur, pengembangan wisata dan pengentasan kemiskinan harus mendapat penanganan serius dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo. Pasalnya, penanganan terhadap tiga aspek tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kulonprogo.
Suharto menyampaikan, pembangunan infrastruktur di Kulonprogo masih minim tidak hanya pada kawasan tertentu saja. "Pembangunan infrastruktur belum menyeluruh di Kulonprogo itu kita lihat setelah datang ke beberapa desa pembangunan infrastruktur perlu perhatian," katanya kepada wartawan, Senin (20/10/2025).
"Kedua pembangunan wisata yang kita sudah diwarisi secara alami oleh Tuhan tanpa perlu inves seperti pegunungan dan garis pantai itu perlu ditingkatkan," kata Fraksi PKB DPRD Kulonprogo ini.
Dia menilai antara pembangunan fisik dan pengembangan pariwisata harus sejalan beriringan. Jangan sampai berat sebelah dengan hanya dimasifkan pembangunan fisik semata.
Suharto menilai, kemandirian dan pemberdayaan masyarakat juga perlu diperhatikan baik di kawasan wisata atau secara umum tidak hanya fokus pada pembangunan fisik saja. "Pembangunan fisik tidak ada selesainya, harapan saya setiap desa tumbuh wirausaha muda dengan dilakukannya pemberdayaan," ucapnya.
Kemiskinan juga harus menjadi penanganan yang dapat dituntaskan Pemkab Kulonprogo. Dia menilai satu-satunya jalan pengentasan kemiskinan harus banyak lapangan pekerjaan. Termasuk pendidikan juga harus ditingkatkan karena dapat menurunkan angkan kemiskinan.
"Kemiskinan di Kulonprogo angkanya masih tinggi, perluas lapangan kerja dan tingkatkan pendidikan masyarakat menjadi jalan ke luar pengentasan kemiskinan," ujar Suharto.
Pria berusia 60 tahun ini memaparkan, kehadiran Bandara YIA juga harus dioptimalisasi agar kebermanfaatannya dapat terasa dan menopang geliat pariwisata Kulonprogo. Pasalnya pendapatan asli daerah (PAD) Kulonprogo dari sektor pariwisata dapat menopang jalannya roda pemerintahan.
Apalagi kehadiran Jembatan Pandansimo yang memudahkan akses sehingga Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kulonprogo harus dapat menangkap peluang. "Harus dapat menangkap peluang dengan perencanaan, pembangunan dan inovasi yang mumpuni," kata Suharto.
Sekretaris Bapperida Kulonprogo, Cicilia Susy Setyo Cahyani menyikapi kehadiran Jembatan Pandansimo sudah dilakukan sejumlah perencanaan. Seperti misalnya usulan untuk pembangunan Jalan Trisik-Bugel yang aksesnya bisa ke destinasi wisata Pantai Trisik. Namun memang sementara ini progresnya baru sampai tahap pengusulan saja.
Kendati demikian, persiapan untuk pengembangan destinasi kawasan Trisik akan dilakukan rehab Jembatan Nglinggan. "Rehab Jembatan Nglinggan dilakukan oleh PJN yang dalam waktu dekat akan dimulai. Baik jalan dan jembatan tersebut merupakan ifrastruktur untuk masuk ke Trisik," ungkapnya.
Selain infrastruktur, akan dilakukan kerja sama dengan kabupaten tetangga untuk pengembangan pariwisata sisi selatan pasca kehadiran Jembatan Pandansimo. Pengembangan wilayah Pansela memang pada dasarnya menjadi prioritas Pemda DIY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News