Pengukuhan dan Deklarasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) menjadi salah satu momentum untuk mendorong komitmen sekolah agar memiliki kepedulian terhadap penanggulangan bencana. - Istimewa.
Harianjogja.com, JOGJA—Pengukuhan dan Deklarasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) menjadi salah satu momentum untuk mendorong komitmen sekolah agar memiliki kepedulian terhadap penanggulangan bencana. Sebanyak 12 sekolah jenjang SD hingga SMP di Kapanewon Mlati Sleman mendeklarasikan SPAB pada 30 April 2025 lalu.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sleman Stephanus Haenry Dharma Widjaja menyatakan dengan dikukuhkan sebanyak 12 sekolah tersebut maka tenaga pendidik memiliki tugas untuk menjadi teladan dalam penanggulangan bencana. Guru di sekolah SPAB bisa melakukan pendampingan edukasi dan mitigasi bencana.
BACA JUGA: 50 Sekolah di Bantul Jadi Sasaran Program SPAB Selama 2025
"Setiap tenaga pendidik memiliki tugas berat sekaligus tugas mulia untuk memberi contoh dan mengajak peserta didik peduli penanggulangan bencana. Sleman termasuk wilayah rawan bencana sehingga penting membangun budaya sadar bencana sejak dini," katanya dikutip Jumat (2/5/2025).
Adapun 12 SD-SMP yang mendeklarasi SPAB itu antara lain SD Negeri Sinduadi Timur, SD Negeri Cebongan, SD Negeri Sinduadi 1, SD Negeri Bakalan, SD Negeri Tlogoadi, SMPN 1 Miati, SMPN 2 Miati, SMP Pamungkas Mlati, SMP Muhammadiyah 1 Mlati, SMP Muhammadiyah 3 Mlati dan MTs Pamulangan Mlati.
Panewu Kapanewon Mlati Arifin menambahkan terbentuknya 12 SPAB itu digagas Forum Koordinasi Penanggulangan Bencana (FKPB) Kapanewon Mlati Kabupaten Sleman. Ia mengapresasi dukungan dari berbagai pihak untuk bersinergi bersama stakeholder dan dunia usaha di wilayah Mlati Sleman bisa terwujud SPAB di 12 SD/SMP. Ia berharap sekolah lain untuk mengikuti dan mendeklerasikan diri sebagai SPAB.
"Sekolah di Sleman yang rawan longsor, puting beliung, gempa bumi, erupsi Merapi dan lainnya tentu harus menyiapkan dari awal antisipasi bencana dengan assesment, kajian resiko, kelembagaan dan rencana tindak lanjut," ujarnya.
BACA JUGA: Mitigasi Bencana, 91 Satuan Pendidikan di Sleman Berstatus SPAB
Pembina FKPB Mlati Andi S mengatakan FKPB dibentuk saat ini menaungi 23 komunitas sukarelawan kebencanaan. Ia mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam mencegah dan melakukan penanganan ketika terjadi bencana.
"Berkolaborasi pada saat mitigasi dan penanggulangan bencana bisa berkoordinasi dengan sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing sehingga tidak terjadi tumpang tindih," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News