Cegah Banjir, BPBD Gunungkidul Pasang EWS di Kali Oya

7 hours ago 3

Cegah Banjir, BPBD Gunungkidul Pasang EWS di Kali Oya Seorang warga melintas di Jembatan Rejosari di Kapanewon Semin yang dipasangi EWS untuk antisipasi banjir di bantaran Kali Oya. Minggu (21/12/2025) - Harian Jogja/David Kurniawan

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul memasang sistem peringatan dini banjir atau Early Warning System (EWS) di aliran Kali Oya sebagai langkah mitigasi menghadapi potensi cuaca ekstrem.

Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Gunungkidul, Nanang Irawanto, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil kajian, wilayah di sepanjang aliran Kali Oya tergolong rawan banjir saat musim hujan tiba.

Titik Pemasangan dan Fasilitas EWS

EWS tersebut ditempatkan di dua titik strategis, yakni Jembatan Rejosari di Kapanewon Semin dan Jembatan Bunder di Kapanewon Patuk. Total anggaran yang dialokasikan untuk pengadaan alat ini mencapai Rp160 juta.

“Yang dipasang tidak hanya EWS, tetapi juga terdapat CCTV untuk memantau kondisi secara real-time serta alat penanda ketinggian air,” ujar Nanang, Minggu (21/12/2025).

Nanang memerinci alasan pemilihan lokasi tersebut:

  • Jembatan Rejosari (Semin): Berada di wilayah perbatasan dengan Wonogiri. Alat ini berfungsi sebagai penanda bahaya bagi warga di Kalurahan Watusigar (Ngawen) hingga Katongan (Nglipar).
  • Jembatan Bunder (Patuk): Merupakan titik pertemuan muara sungai dari wilayah Gedangsari. Alat ini menjadi alarm bagi warga di bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Oya, mulai dari Kalurahan Beji (Patuk), Banyusoco (Playen), hingga wilayah Kabupaten Bantul.

Saat ini, peralatan tersebut telah selesai dipasang namun masih dalam tahap kalibrasi. "Kami masih menunggu debit air meningkat untuk memastikan sensor berfungsi normal. Jadi, saat ini masih dalam proses uji coba," tambahnya.

Normalisasi Luweng untuk Cegah Genangan

Selain pemasangan EWS, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul melalui DPUPRKP juga menggencarkan program normalisasi luweng (lubang pembuangan air alami).

Kepala Bidang Sumber Daya Air DPUPRKP Gunungkidul, Sigit Swastono, menyebutkan dua lokasi utama normalisasi tahun ini:

  • Luweng Gunung Ringin (Pacarejo, Semanu): Normalisasi dilakukan dengan pengerukan tanah sedalam 1,5 meter dan lebar 3 meter sepanjang 450 meter. Proyek senilai Rp90 juta ini juga dilengkapi dengan pembangunan talut pengaman.
  • Luweng Pasar Bintaos (Sidoharjo, Tepus): Rehabilitasi senilai Rp54 juta ini bertujuan agar aliran air di sekitar pasar lebih lancar dan tidak menyebabkan genangan.

"Diharapkan dengan pengerukan ini, sumbatan dapat hilang sehingga tidak timbul genangan yang berpotensi menjadi banjir. Program ini telah selesai dikerjakan sesuai target," pungkas Sigit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |