Bupati Kulonprogo Agung Setyawan dan Wakil Bupati Ambar Purwoko, beserta rombongan saat menyalurkan bantuan di kediaman Musiyem (60), di kampung Dipan, Wates, dan Dwi Rusmini (42), di kampung Wonosidi Kidul, Wates, Rabu (16/7 - 2025).
KULONPROGO—Bupati Kulonprogo Agung Setyawan dan Wakil Bupati Ambar Purwoko, beserta rombongan berkunjung kediaman Musiyem (60), di kampung Dipan, Wates, dan Dwi Rusmini (42), di kampung Wonosidi Kidul, Wates, Rabu (16/7/2025).
Kunjungan tersebut dilakukan spontan, setelah Bupati mendapat informasi dari masyarakat saat menyaksikan pelaksanaan sistem pendataan sosial ekonomi berbasis keluarga desa cinta statistik (Sipedet Cantik) di wilayah Kelurahan Wates.
BACA JUGA: Syarat Penerima Dana PIP 2025, Begini Cara Mengeceknya
Bupati Kulon Progo mengaku tergerak hatinya setelah mendengar kedua warga tersebut merupakan warga tidak mampu, dan meski memiliki riwayat sakit, namun tetap bekerja mencari nafkah untuk menopang kehidupan keluarganya. Hal ini menjadi salah satu perhatian pemerintah untuk turun tangan dan peduli atas kesulitan yang dialami warganya.
“Kedua warga kita ini, tinggalnya di dalam kampung, di wilayah perkotaan Wates. Inilah yang menjadi perhatian kita, bagaimana kita membantu meringankan beban kehidupannya,” kata Agung Setyawan.
Dia menambahkan, kedatangannya tidak sekadar mengulur tangan memberikan bantuan uang tetapi anak kedua warganya yang putus sekolah bisa sekolah lagi. Anaknya yang menekuni usaha ekonomi, dicarikan solusi penguatan modal atau pelatihan. Termasuk akses kesehatan dan bantuan sosial.
“Semoga sakit yang diberikan oleh Allah dapat segera diambil juga oleh Allah dalam bentuk kesembuhan. Kami semua datang ke sini tetapi tidak dapat memberi apa-apa kecuali doa, dan ini ada sedikit bantuan dari Baznas saya sampaikan kepada panjenengan,” tutur Agung Setyawan, didampingi Wakil Ketua Baznas Kulon Progo, Sugiyanta.
Tampak hadir pula, Kepala Bapperida Aris Nugroho, Kadis Kominfo Agung Kurniawan, Kasat Pol PP Budi Hartono, Kabag Kesra Agus Hidayat, Kabid Sosial Dinsos Etik Dwi Wulandari, dan Lurah Wates Bambang Sunartito.
Salah satu anak Musiyem, Astri Vibraningrum mengisahkan ibunya pernah bekerja sebagai buruh cuci pakaian, tapi karena memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan mungkin karena kelelahan, suatu ketika jatuh pingsan saat bekerja.
Sepulang dari perawatan di rumah sakit, Musiyem janda dua anak itu tidak lagi menjadi buruh cuci, tetapi bekerja di rumah membantu anaknya berjualan angkringan.
Sedangkan, Dwi Rusmini, janda tiga anak saat ini bekerja serabutan mencari barang-barang bekas atau rongsokan. Ia memiliki riwayat sakit depresi sejak suaminya meninggal dunia yang menyebabkan kehidupan ekonominya sempat lumpuh. Dua anaknya putus sekolah, sedangkan anak bungsunya duduk di bangku sekolah dasar.
Lurah Wates Bambang Sunartito, didampingi salahsatu Kader Penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPKD) Wates, Meigia Yunita, menjelaskan pihaknya sudah mengetahui kondisi kedua warga di wilayahnya tersebut.
“Kami sudah memberikan bantuan sosial antara lain berupa uang, sembako dan bantuan yatim piatu,” kata Bambang Sunartito, bahkan untuk Dwi Rusmini pernah mendapatkan bantuan perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
Bantuan rehab rumah itu dananya tidak mencukupi, sehingga warga sekitar kerja bakti merampungkan pembangunan rumah sampai selesai. “Ini membuktikan, tetangga sekitar tidak tinggal diam, tetapi ikut cawe-cewe membantu semaksimal mungkin,” tegas Bambang. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News