Harianjogja.com, SUMBAR—Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan perkembangan terkini penanganan bencana di Sumatera Barat. Hingga Jumat, tercatat 23 warga meninggal, 12 orang hilang, dan empat lainnya luka-luka. Selain itu, sekitar 3.900 kepala keluarga (KK) terpaksa mengungsi.
Kepala BNPB Suharyanto menyampaikan dua daerah yang terdampak paling parah adalah Kota Solok dan Padang.
“Dari 3.900 KK ini, yang paling banyak mengungsi berada di Padang Pariaman, sekitar 3.208 KK, dan di Kota Solok sekitar 600 KK,” ujarnya di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa jika dibandingkan dengan dua provinsi terdampak lain, yakni Sumatera Utara dan Aceh, kondisi di Sumatera Barat relatif lebih ringan. Dampak terparah terjadi di Sumatera Utara, khususnya wilayah Tapanuli Tengah.
“Sama seperti di Sumatera Utara dan Aceh, ada beberapa jalur transportasi yang masih perlu diperbaiki dan disambungkan kembali,” jelasnya.
Di Sumatera Barat sendiri, terdapat lima jembatan rusak serta sejumlah titik longsor. Meski begitu, akses komunikasi masih berjalan baik.
“Untuk jalur komunikasi relatif lebih baik dibanding Aceh dan Sumatera Utara. Rata-rata komunikasi HP dan internet masih berfungsi cukup baik. Namun tetap, kami menggunakan komunikasi darurat melalui Starlink,” kata Suharyanto.
Bantuan logistik juga telah didistribusikan, mulai dari sembako, alat kebersihan, kasur lipat, hingga makanan siap saji.
Ia menyebutkan Presiden Prabowo Subianto juga telah mengirimkan sejumlah bantuan, termasuk perangkat Starlink, 18 unit genset, 30 unit LCR, serta permakanan dan tenda.
“Bantuan terus disalurkan,” tegas Suharyanto.
Ia menambahkan bahwa BNPB akan memberikan pembaruan informasi secara berkala terkait penanganan banjir dan longsor di wilayah Sumatera.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
















































