Kepala DKUKMPP Bantul, Prapta Nugraha (kiri) bersama Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan DKUKMPP Bantul, Tutik Lestariningsih saat menjelaskan agenda BCE di kantor DKUKMPP Bantul, Rabu (16/7 - 2025)
Harianjogja.com, BANTUL – Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Bantul ke-194, Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) kembali menggelar Bantul Creative Expo (BCE) pada 25 Juli hingga 1 Agustus 2025. Tahun ini, BCE mengusung tema “Kreativitas dan Kolaborasi Berkelanjutan untuk Memantapkan Daya Saing Daerah”.
Kepala DKUKMPP Bantul, Prapta Nugraha mengatakan, BCE 2025 tak sekadar menjadi ajang promosi produk UMKM unggulan daerah, tetapi juga menjadi sarana mendorong sinergi lintas sektor, termasuk pelaku usaha, akademisi, komunitas, hingga media.
“Bantul mendorong semua stakeholder untuk berkolaborasi secara kreatif dan berkelanjutan demi meningkatkan daya saing daerah. Harapannya, Bantul bisa semakin maju, demokratis, dan sejahtera,” jelas Prapta, Rabu (16/7/2025).
BCE 2025 akan diisi dengan berbagai kegiatan, di antaranya pameran produk kreatif, workshop ekonomi kreatif dan digital marketing, hingga festival kuliner dan seni. Sebanyak 25 perusahaan akan turut serta dalam bursa kerja yang berlangsung 26–27 Juli, menawarkan sekitar 1.000 lowongan kerja baik di dalam maupun luar negeri.
BACA JUGA: Tersangka Perusakan Mobil Polisi di Godean Bertambah Dua Orang, Total Jadi 4 Orang
Menurut Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan DKUKMPP Bantul, Tutik Lestariningsih, bursa kerja tahun ini melibatkan stan dari perguruan tinggi lokal sebagai bentuk kolaborasi baru yang diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas dan kontribusi dunia kampus terhadap pembangunan daerah.
“Kami menggandeng kampus-kampus di Bantul agar ikut berperan, tidak hanya lewat edukasi, tetapi juga dalam mendorong kreativitas dan inovasi,” ujarnya.
Yang menarik, BCE 2025 juga akan menampilkan produk-produk upcycle atau daur ulang kreatif, yakni barang-barang bekas yang diolah kembali menjadi produk bernilai, seperti ornamen, karya seni, hingga ikon seperti transformer dan becak dari bahan daur ulang. Produk-produk ini bisa ditemukan di berbagai stan, mulai dari kapanewon, OPD, asosiasi, hingga mitra binaan.
Meski pelaksanaan tahun ini dipangkas dari 11 hari menjadi 8 hari, pihak penyelenggara optimistis capaian harian, baik pengunjung maupun omzet, bisa tetap meningkat. “Target pengunjung harian kami tetapkan sebanyak 12.000 dengan omzet Rp262,5 juta per hari,” tutup Tutik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News