Atap Kios Pasar Semin Ambruk dan 30 Rumah di Gunungkidul Rusak

4 hours ago 3

Atap Kios Pasar Semin Ambruk dan 30 Rumah di Gunungkidul Rusak Aktivitas di Pasar Semin yang atap teras kiosnya ambruk dikarenakan hujan deras terjadi pada Rabu petang. Foto diambil Kamis (16/10/2025) - Harian Jogja/David Kurniawan

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Aktivitas di Pasar Semin sedikit terganggu setelah atap teras kios ambruk diterjang angin kencang pada Rabu (15/10/2025) petang. Beruntungnya, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Hingga Kamis (16/10/2025) pagi, deretan kios yang terdampak di lokasi kejadian, khususnya di sisi timur, banyak yang tutup. Dinas Perdagangan Gunungkidul memastikan akan segera melakukan perbaikan.

Perbaikan di Pasar Semin dan Kerugian Material
Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro, menyatakan upaya perbaikan akan segera dimulai.

“Hari ini kita mulai perbaiki,” kata Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro saat dihubungi Kamis siang.

Kelik memastikan bahwa tidak semua aktivitas di Pasar Semin terganggu, sebab kerusakan hanya terjadi pada atap teras di deretan kios sisi timur.

“Dari kejadian ini juga tidak ada korban jiwa. Kerugian hanya bersifat material,” kata mantan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika ini.

Secara terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono, membenarkan adanya atap teras kios di Pasar Semin ambruk. Ia menaksir kerugian material akibat kerusakan berat tersebut mencapai Rp15 juta.

“Kondisinya rusak berat, tapi dari kejadian ini tidak ada korban jiwa karena saat kejadian pedagang sudah pada tutup,” katanya.

Purwono menambahkan, cuaca ekstrem yang terjadi tidak hanya merusak Pasar Semin, tetapi juga menyebabkan bencana lain yang dilaporkan terjadi di Kapanewon Semin, Nglipar, dan Ngawen.

Kerusakan yang tercatat bervariasi, mulai dari instalasi listrik yang rusak tertimpa pohon tumbang hingga kerugian pada rumah warga. Sebanyak 30 rumah rusak akibat embusan angin kencang. Terdapat pula pohon tumbang yang mengganggu aktivitas warga karena menutupi jalan.

Berdasarkan koordinasi dengan BMKG DIY, wilayah Gunungkidul diperkirakan akan memasuki musim hujan pada akhir Oktober 2025. Masyarakat diminta mewaspadai terjadinya cuaca ekstrem.

“Kehati-hatian dan waspada dibutuhkan untuk menekan dampak dari terjadinya cuaca ekstrem. Kita juga terus berupaya memperluas jaringan kalurahan Tangguh bencana di Gunungkidul,” katanya.

Menurut dia, dampak dari cuaca ekstrem tidak hanya angin kencang, tapi juga ada potensi lain seperti banjir maupun tanah longsor. Purwono mengakui sudah membuat kajian terkait dengan potensi bencana di Gunungkidul.

Untuk banjir potensinya ada di sepanjang aliran Kali Oya. Selain itu, juga ada beberapa titik di Kapanewon Girisubo. Potensi longsor didominasi di zona utara Gunungkidul, meliputi Kapanewon Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin dan Ponjong.

“Untuk angin kencang potensinya menyebar di seluruh wilayah di Gunungkidul,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |