Anomali Siklon Dekat Ekuator Picu Banjir di Sumatera

1 hour ago 2

Anomali Siklon Dekat Ekuator Picu Banjir di Sumatera Ilustrasi petir di tengah cuaca ekstrem. - Pixabay

Harianjogja.com, BOGOR—Cuaca ekstrem di Sumatera akhir-akhir ini, yang menyebabkan banjir bandang di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, dipicu oleh anomali siklon tropis terbentuk sangat dekat dengan garis ekuator. Fenemona tergolong jarang muncul.

"Tahun ini agak menarik perhatian para meteorologis, karena siklon tropis terjadi di dekat ekuator, bahkan di bawah lintang lima derajat," ujar Dosen Departemen Geofisika dan Meteorologi IPB University Sonni Setiawan, Rabu (3/12/2025).

Fenomena ini dikenal sebagai Siklon Tropis Senyar, yang interaksinya diperkuat oleh beberapa sistem atmosfer lain. Ia menambahkan ada interaksi menarik antara Siklon Tropis Senyar, gelombang Ekuatorial Rossby, Madden Julian Oscillation (MJO) yang berada pada Fase 6 di Pasifik Barat tropis, IOD (The Indian Ocean Dipole), serta La Nina yang intens karena termodulasi aktivitas sunspot.

La Nina dan IOD yang ditandai dengan menghangatnya suhu muka laut dapat memberikan pasokan uap air yang berlimpah. Hal tersebut merupakan syarat awal terbentuknya depresi tekanan, yang kemudian dapat berkembang menjadi bibit-bibit siklon tropis dan pada akhirnya tumbuh menjadi siklon tropis.

"Kehadiran gelombang Rossby Ekuator dan MJO dapat menguatkan konvergensi dalam fase genesis siklon tropis".

Kemudian membentuk awan-awan Cumulonimbus (CB) dalam jumlah besar dan memicu hujan ekstrem berkepanjangan di Sumatera. Hujan dapat berlangsung lebih dari 24 jam.

Di saat bersamaan, wilayah Indonesia juga berada dalam pengaruh dua bibit siklon dan Siklon Tropis Fina, sehingga risiko bencana hidrometeorologi meningkat.

Anomali

"Siklon tropis merupakan gangguan atmosfer berskala sinoptik yang dapat memicu bencana hidrometeorologi di wilayah yang dilaluinya, terutama dalam durasi harian di kawasan tropis," katanya.

Dalam kondisi normal, pembentukan siklon tropis mengikuti pergerakan matahari. Jika matahari berada di belahan bumi utara, siklon tropis lebih banyak terjadi di utara. Ketika bergeser ke selatan, kejadian pun dominan di selatan.

"Namun tahun ini anomali muncul karena pembentukan terjadi sangat dekat ekuator," katanya.

Ia juga mengingatkan meskipun Indonesia bukan jalur utama siklon, dampaknya tetap signifikan. "Dampaknya memang tidak sebesar daerah di luar batas lintang tersebut, tetapi potensi hujan ekstrem dan angin kencang tetap perlu diwaspadai," katanya.

Fenomena siklon tropis dekat ekuator ini menjadi catatan penting bagi sains meteorologi Indonesia. Pemantauan satelit dan kajian lebih mendalam diperlukan agar masyarakat dapat lebih siap menghadapi cuaca ekstrem yang kian sering terjadi dalam konteks perubahan iklim global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |