Angka Stunting Masih Tinggi, Pengaruhi Kualitas SDM

3 hours ago 1

Angka Stunting Masih Tinggi, Pengaruhi Kualitas SDM Ilustrasi anak/anak mengukur tinggi badan. / Freepik

Harianjogja.com, JAKARTA—Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN menyoroti angka stunting di Indonesia yang masih tinggi, sehingga memengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Republik Indonesia (RI) yang masih rendah.

Oleh karena itu, Mendukbangga/BKKBN Wihaji mengemukakan pihaknya saat ini tengah fokus meningkatkan kualitas SDM RI, meski investasi tersebut tidak dapat dituai hasilnya dengan instan.

"Investasi manusia adalah investasi jangka panjang. Hasilnya baru tampak 15–20 tahun mendatang. Namun, inilah investasi yang sesungguhnya untuk masa depan bangsa," katanya, Senin (27/10/2025).

Wihaji mengemukakan, kualitas SDM RI masih timpang, mulai dari kemiskinan ekstrem yang belum tuntas, rata-rata lama sekolah masih di bawah sembilan tahun, dan jutaan tenaga kerja yang masih bertahan di sektor informal dengan upah rendah.

"Sejarah menunjukkan, negara yang gagal mengendalikan pertumbuhan penduduk selalu tertinggal dari sisi ekonomi," ujar dia.

Kemendukbangga/BKKBN menempati peran strategis sekaligus krusial, meski selama ini lembaga yang baru saja bertransformasi menjadi kementerian ini bekerja di jalan yang sunyi.

Padahal, berdasarkan data, Indonesia pernah melakukan lompatan besar pada era program Keluarga Berencana (KB), dengan hasil yang nyata, yakni laju pertumbuhan penduduk turun ke 1,1 persen dengan TFR 2,1, capaian yang menjadikan Indonesia dua kali menerima United Nation Population Award.

Guru Besar Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Ascobat Gani juga pernah menyampaikan menunjukkan hasil kajiannya bahwa program KB mampu mencegah 80 juta kelahiran. Tanpa itu, populasi Indonesia bisa menembus 500 juta jiwa.

Data United Nations Population Fund (UNFPA) tahun 2025 bahkan mencatat, setiap Rp269,7 miliar yang diinvestasikan dalam program KB menghasilkan manfaat ekonomi hingga Rp22,9 triliun. Rasio keuntungan yang hampir mustahil disaingi investasi mana pun.

Angka-angka itu memperlihatkan satu kesimpulan, bahwa pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga bukan beban anggaran, melainkan justru dapat menghemat keuangan negara.

Kemendukbangga/BKKBN, selama ini fokus pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sejak calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, hingga balita. Di tahap inilah, kualitas SDM ditentukan, termasuk risiko stunting yang memengaruhi kecerdasan, kesehatan, hingga produktivitas seseorang saat dewasa.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD juga menjadi bagian penting dari strategi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |