Ilustrasi pinjol atau pinjaman oline. - Foto dibuat oleh AI - Stokcake
Harianjogja.com. JAKARTA – Jumlah entitas peminjam dan nilai pinjaman macet P2P lending badan usaha naik signifikan dalam kuartal I/2025.
Berdasarkan statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), oustanding pinjaman macet (lebih dari 90 hari) mencapai Rp849,24 miliar, tumbuh 85,9% year on year (YoY) dibanding Rp456,91 miliar per Maret 2024.
Ditinjau dari jumlah entitas peminjam, jumlah rekening penerima pinjaman aktif badan usaha yang macet melesat menjadi 404.192 badan usaha, dibanding dalam kuartal I/2024 yang hanya 478 entitas badan usaha.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama Modal Rakyat Christian Hanggra menilai data besaran entitas badan usaha yang mengalami kredit macet tersebut perlu ditinjau ulang.
"Kami cukup terkejut dengan data jumlah 404.192 badan usaha yang disebut mengalami gagal bayar, mengingat jumlah tersebut tampaknya besar dan perlu ditinjau ulang jika dibandingkan dengan statistik badan hukum aktif dan yang melaporkan perpajakan," kata Christian, dikutip Minggu (13/7/2025).
Christian menilai jika data tersebut berasal dari klasifikasi jenis rekening atau kesalahan kategorisasi borrower individu sebagai badan usaha, maka perlu dilakukan klarifikasi lebih lanjut dari sumbernya.
BACA JUGA: Kekerasan pada Perempuan dan Anak Meningkat Tajam, hingga Awal Juli 2025 Ada 14.000 Kasus
Namun secara prinsip, Modal Rakyat setuju bahwa dalam upaya mendorong pendanaan produktif, kualitas pinjaman yang disalurkan tetap harus menjadi prioritas.
"Ekspansi pendanaan produktif harus diimbangi dengan penerapan mitigasi risiko yang ketat, agar pertumbuhan tidak dilakukan secara agresif tanpa memperhitungkan kelayakan borrower dan kemampuan bayar yang berkelanjutan," tegasnya.
Adapun merujuk data yang ditampilkan di laman resmi Modal Rakyat, perusahaan per 1 Juli 2025 mencatatkan total pinjaman tersalurkan sebesar Rp12,59 triliun sejak perusahaan berdiri. Adapun, total pinjaman tahun berjalan mencapai Rp132 miliar.
Christian menjelaskan, mayoritas portofolio Modal Rakyat saat ini masih difokuskan pada segmen produktif, yang secara umum segmentasi ukuran usahanya masuk dalam kategori kecil dan menengah. Penerima pinjaman Modal Rakyat mayoritas adalah untuk kategori badan usaha berbadan hukum dibandingkan individu sebagai pelaku usaha.
"Saat ini TKB90 kami secara keseluruhan berada di kisaran 94% untuk periode akhir Juni 2025 dan memang kami juga sedang mengoptimalkan penagihan untuk beberapa nama peminjam yang sedang kurang lancar bayar," ujarnya.
Untuk menjaga kualitas pinjaman tetap baik, Christian menjelaskan bahwa Modal Rakyat menerapkan sejumlah langkah mitigasi risiko, terutama dalam menilai kelayakan badan usaha sebagai borrower. Strategi mitigasi risiko tersebut antara lain melakukan customer due diligence yang ketat, memastikan pelaku usaha harus sudah menjalankan usaha selama 2 tahun, kemudian melalukan penilaian laporan keuangan dan arus kas secara menyeluruh.
"Kami juga menggunakan credit scoring berbasis data usaha dan transaksi, meminta jaminan berupa margin deposit untuk menekan risiko default, serta melakukan monitoring berkala terhadap kondisi bisnis borrower existing secara ketat," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com