Harianjogja.com, SLEMAN—Puluhan ribu peserta mengikuti Ujian Mandiri UGM Computer Based Test (UM UGM CBT) 2025. Peserta merebutkan kursi yang tersisa untuk masuk di UGM dengan daya saing yang bisa mencapai 1 banding 11.
Rektor UGM, Prof. Ova Emilia menjelaskan UM UGM tahun ini diselenggarakannya di dua kota, yakni di Jogja dan Jakarta. Di Jogja, UM UGM dijelaskan Ova akan digelar 1-5 Juli 2025, sedangkan di Jakarta akan digelar satu pekan berikutnya tepatnya 7-12 Juli 2025.
BACA JUGA: Pakar Energi UGM Minta Kebijakan LPG 3 Kg Satu Harga Dibatalkan, Ini Alasannya
Sebanyak 26.522 peserta melaksanakan ujian di Jogja dan 8.105 peserta di Jakarta. Diterangkan Ova, tahun ini UM UGM diikuti 34.627 peserta. Mereka akan berebut kursi yang tersisa di 93 program studi (prodi) yang ada di UGM.
Dengan total peserta yang mencapai puluhan ribu, sedangkan kuota yang tersedia mengisahkan 3.080 kursi, daya saing di UM UGM ini tergolong ketat. Dengan kata lain, satu kursi di UGM berpotensi diperebutkan lebih 11 pendaftar
"Ini kan ada 93 prodi ya, jadi dari 34.627 itu nanti yang akan diterima sekitar 3.080 orang. Jadi mungkin daya saingnya 1 banding 11," ungkap Ova pada Sabtu (5/7/2025).
Materi tes tahun ini terdiri dari Tes Kemampuan Dasar Umum (TKDU), Tes Potensi, dan Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang terdiri dari 2 (dua) mata uji sesuai pilihan program studi calon mahasiswa. Sementara itu, pengumuman UM UGM CBT akan disampaikan pada 19 Juli 2025.
UGM lanjut Ova yang mengusung inklusivitas dalam pelaksanaan UM UGMm Tahun ini UM UGM juga diikuti peserta disabilitas. UGM yang dibantu Unit Layanan Disabilitas (ULD) UGM yang bekerja sama dengan Direktorat Kemahasiswaan berusaha menyelenggarakan ujian sebaik-baiknya untuk seluruh peserta.
"Dibantu dengan Unit Layanan Disabilitas untuk memudahkan, memfasilitasi, pelaksanaan ujian mandiri ini juga dapat diikuti dengan sebaik-baiknya," ungkapnya.
Ova mencatat ada delapan orang peserta yanh mengikuti UM UGM, terdiri dari tiga peserta disabilitas rungu, satu peserta dengan disabilitas mental dan empat peserta dengan disabilitas fisik.
Para peserta difabel mendapatkan pendampingan sesuai kebutuhan masing-masing. Baik itu dari aksesibilitas fisik ruangan, perangkat penunjang, hingga asistensi teknis selama ujian berlangsung.