Harianjogja.com, JOGJA–Kemantren Wirobrajan, Kota Jogja mendorong gerakan zero-waste cooking untuk mengurangi volume sampah organik yang dibuang ke depo sampah. Kemantren Wirobrajan berharap gerakan tersebut dapat dilakukan masyarakat secara masif.
Mantri Pamong Praja (MPP) Kemantren Wirobrajan, Sarwanto, menuturkan gerakan tersebut digagas untuk mengurangi timbunan sampah rumah tangga, terutama sampah organik yang menjadi penyumbang sampah tertinggi di Kota Jogja. Diketahui, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja mencatat volume produksi sampah harian Kota Jogja mencapai sekitar 280 ton per hari. Dari jumlah tersebut, 60% merupakan sampah organik. Karena itu, Sarwanto menilai pengurangan sampah organik berbasis rumah tangga perlu dilakukan.
“Ini [gerakan zero-waste cooking] bertujuan untuk mengedukasi warga agar mampu mengolah bahan makanan tanpa menyisakan limbah,” katanya, Kamis (9/10/2025).
Dia menuturkan, gerakan tersebut pun disampaikan kepada masyarakat Wirobrajan melalui pelatihan pengolahan sampah organik beberapa waktu lalu. Dalam pelatihan tersebut, masyarakat Wirobrajan diberikan edukasi untuk mengolah sampah organik berupa sisa sayur dan kulit buah menjadi produk olahan lain.
Dia pun berharap kemampuan mengolah sampah organik tersebut dapat dilakukan secara masif di setiap rumah tangga, sehingga target penurunan volume sampah dapat tercapai.
“Gerakan zero-waste cooking ini bukan hanya soal memasak, tapi tentang perubahan perilaku. Dari dapur rumah tangga, kita bisa mulai mengurangi sampah dan menumbuhkan kesadaran hidup berkelanjutan,” katanya.
Sementara Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Jogja, Ary Iryawan, menyampaikan pihaknya mendukung program Kota Jogja untuk mengurangi volume sampah harian. Pihaknya pun mendampingi wilayah Wirobrajan dalam pengelolaan sampahnya. Ia juga mendukung berbagai program pengolahan sampah organik dan anorganik di wilayah tersebut.
“Kami berharap kegiatan ini [edukasi pengolahan sampah dalam gerakan zero-waste cooking] dapat menginspirasi kelurahan lain. Pengelolaan sampah dimulai dari sumbernya, dan rumah tangga adalah titik awal yang paling efektif,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News