Mengalirkan Kesehatan, Menguatkan Bangsa

5 hours ago 2

LAPORAN terbaru WHO dan UNICEF mengenai implementasi WASH FIT (Water, Sanitation and Hygiene Facility Improvement Tool) mencatatkan bahwa Indonesia telah mengalami kemajuan dalam mengadopsi kebijakan sanitasi dan higiene di fasilitas pelayanan kesehatan. WASH FIT sendiri adalah alat bantu manajemen mutu berbasis indikator, yang dirancang untuk menilai dan meningkatkan kualitas air bersih, sanitasi, kebersihan lingkungan, serta pengelolaan limbah medis di sarana kesehatan, terutama layanan primer.

Namun, fakta di lapangan masih menunjukkan masih terdapat puskesmas dan rumah sakit—belum memiliki akses yang memadai terhadap air bersih, toilet layak, fasilitas cuci tangan, dan sistem pengelolaan limbah medis yang aman. Kondisi ini tentu dengan sangat mudah kita peroleh dari pemberitaan hasil sidak lapangan sejumlah kepala daerah ke sejumlah fasilitas Kesehatan yang langsung diliput media.

Kondisi lapangan tadi merupakan tantangan nyata dalam upaya pemerintah mewujudkan Universal Health Coverage (UHC), khususnya dari sisi kelengkapan sarana prasarana dasar. Selain itu, terdapat pula hambatan pada aspek ketersediaan obat dan alat kesehatan, distribusi SDM, pemanfaatan sistem informasi kesehatan, kecukupan anggaran, dan efektivitas regulasi yang menunjang layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Padahal, komitmen Indonesia terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) sangat kuat—terutama pada SDG 3 yang menjamin kehidupan sehat dan sejahteraan, serta SDG 6 yang menjamin ketersediaan dan pengelolaan air bersih serta sanitasi yang berkelanjutan. Maka, tantangan kita hari ini bukan lagi menyusun visi yang tepat, melainkan memastikan implementasi yang konsisten, merata, dan berkeadilan di seluruh wilayah. Sebab kesehatan tidak cukup hanya dibangun dari ketersediaan obat dan tenaga medis. Tanpa air bersih, sanitasi yang tertutup, dan kebersihan tangan yang terjaga, risiko infeksi dapat menyebar bahkan dari dalam fasilitas kesehatan itu sendiri.

Gerakan Nasional

WASH FIT sejatinya bukan sekadar instrumen teknis, melainkan pendorong perubahan perilaku dan tata kelola fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk memberikan dampak yang luas dan merata, WASH FIT perlu diarusutamakan dalam agenda transformasi layanan primer serta program penguatan kapasitas pemerintah daerah.

Dalam praktiknya, pemerintah perlu menjamin bahwa setiap puskesmas memiliki akses air bersih yang layak dan toilet yang berfungsi baik. Seluruh titik layanan harus dilengkapi fasilitas cuci tangan yang memadai, sementara limbah medis dikelola secara aman sesuai standar lingkungan. Audit dan pembinaan rutin terkait WASH harus menjadi bagian dari sistem akreditasi dan penilaian kinerja fasilitas kesehatan. Tak kalah penting, data mengenai kondisi WASH perlu dilaporkan secara berkala dan terbuka kepada publik sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas.

Panduan teknis saja tidak cukup. Diperlukan langkah nyata dan kolaborasi lintas sektor—antara kementerian teknis, lembaga pengelola infrastruktur, dan pemerintah daerah—untuk menjadikan WASH sebagai elemen integral dalam mewujudkan sistem Kesehatan untuk semua. Lebih dari itu, WASH harus menjadi gerakan nasional yang melibatkan komunitas, organisasi profesi, media, dan masyarakat luas. Bila WASH hanya dikelola oleh teknokrat, perubahan akan berjalan lambat. Tetapi jika menjadi milik publik, perubahannya dapat melesat.

Janji SDGs dan Perwujudan RPJMN

Tahun 2030 hanya berjarak lima tahun. SDGs bukan sekadar janji diplomatik di forum global, tetapi komitmen nyata terhadap hak dasar rakyat. Tanpa air bersih, tak mungkin ada layanan kesehatan yang aman. Tanpa sanitasi layak, keselamatan pasien akan terus terancam.

WASH FIT memberi kita alat, tetapi realisasi target SDG bergantung pada komitmen politik dan keberanian dalam eksekusi. Jika kita benar-benar ingin menepati janji SDG 3 dan SDG 6, maka air bersih dan fasilitas sanitasi bukan pelengkap—mereka adalah fondasi. Disisi lain RPJMN 2025 – 2029, juga memiliki target “Terwujudnya Kesehatan untuk Semua”, dengan sejumlah arah kebijakan yang siap diimplementasikan. Optimisme itu ada, tetapi jangan lupa, di balik setiap kran yang tak mengalir di puskesmas, tersembunyi risiko infeksi yang tak terlihat, kematian yang bisa dicegah, dan masa depan layanan kesehatan yang dipertaruhkan.

Lebih dari sekadar pemenuhan janji sosial, perbaikan sistem WASH juga memiliki dampak jangka panjang terhadap ketahanan ekonomi dan daya saing bangsa. Dalam lanskap global saat ini, kualitas layanan dasar seperti kesehatan tidak lagi dianggap beban, melainkan investasi strategis yang memengaruhi produktivitas, stabilitas sosial, dan kapasitas inovasi nasional. Karena itu, memastikan fasilitas kesehatan memiliki air bersih dan sanitasi layak juga berarti membangun pondasi bagi daya saing Indonesia ke depan.

Kesehatan dan Daya Saing Nasional

Laporan IMD World Competitiveness Ranking (WCR) 2024 menunjukkan bahwa kesehatan kini dipandang sebagai komponen strategis dalam membangun daya saing nasional jangka panjang. Dalam WCR, aspek kesehatan masuk ke dalam pilar infrastruktur bersama pendidikan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Pergeseran ini mencerminkan kesadaran global bahwa kesejahteraan masyarakat—termasuk akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas—merupakan prasyarat utama bagi produktivitas, inovasi, dan stabilitas ekonomi.

Negara-negara seperti Swiss dan Denmark menempati peringkat tertinggi karena mampu mengintegrasikan investasi di sektor kesehatan dengan efisiensi institusional dan daya saing ekonomi. Indikator seperti total health expenditure (% of GDP) dan universal health coverage index menjadi tolok ukur keberlanjutan layanan yang inklusif dan tangguh. Bahkan penurunan skor cakupan kesehatan, seperti yang dialami Denmark dan Swedia, dianggap sebagai penurunan daya saing meskipun negara tersebut unggul di aspek lainnya.

Artinya, kesehatan bukan hanya amanat konstitusional, tetapi investasi strategis untuk meningkatkan posisi Indonesia dalam peta daya saing global. Semakin kuat fondasi layanan kesehatan—termasuk dari aspek WASH—semakin besar peluang kita untuk meraih kesejahteraan dan keunggulan yang berkelanjutan.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |