Masuk Panen Raya, Harga Singkong di Gunungkidul Anjlok

1 month ago 11

Masuk Panen Raya, Harga Singkong di Gunungkidul Anjlok Petani di Kalurahan Petir, Rongkop menunjukan gaplek yang berjamur karena terkena hujan saat dijemur. Kamis (7/8/2025). - Harian Jogja / David Kurniawan

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Petani di Gunungkidul mulai memasuki panen raya komoditas ketela pohon atau singkong. Pasokan yang melimpah ini membuat harga jual anjlok dan dihargai Rp500 per kilogram.

Lurah Petir di Kapanewon Rongkop, Sarju mengatakan, petani di wilayahnya sudah mulai memanen singkong yang ditanam. Adapun hasilnya bagus karena panennya baik dan pemeliharaan juga tidak ada gangguan.

Meski demikian, ia mengakui ada keresahan dari para petani. Pasalnya, harga jual anjlok pada saat memasuki masa panen.

“Saya kurang paham kenapa harganya anjlok, mungkin karena stok melimpah sehingga berpengaruh terhadap nilai jual,” katanya, Kamis (7/8/2025).

Sarju berharap ada peran dari Pemerintah agar harga jual singkong bisa stabil dan menguntungkan petani. Berdasarkan laporan yang diterima, harga singkong dipatok Rp500 per kilogram dan gaplek seharga Rp1.500 per kilonya.

“Harapannya harga bisa lebih bagus lagi agar petani mendapatkan untung,” katanya.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon tidak menampik adanya harga singkong yang murah. “Sedang dipelajari. Sebab, harga singkong basah dulu pernah tembus Rp2.000, tapi saat ini dipatok Rp600 per kilonya, tapi ada juga yang dijual Rp1.200 per kilo seperti yang terjual di Kapanewon Tanjungsari,” katanya.

Adapun untuk gaplek, Raharjo menuturukan, harga Rp1.500 per kilo untuk yang kualitas kurang bagus alias berwarna hitam. Adapun yang putih bersih bisa tembus Rp2.000 per kilonya.

“Yang hitam karena jamur saat dijemur terkena hujan sehingga berpengaruh terhadap harga jual,” katanya.

Disinggung mengenai luas tanam singkong di Gunungkidul, Raharjo mengakui seluas 41.612 hektare. Masa panen sudah dimulai Juli lalu dengan luasan mencapai 6.801 hektare.

Adapun sisanya, panen masih akan berlangsung pada Agustus ini hingga September mendatang. “Yang dilaporkan pane nada di Kapanewon Girisubo, Semin, Paliyan, Saptosari, Tanjungsari  hingga Karangmojo. Untuk yang lain akan menyusul panen,” katanya.

Menurut dia, tanaman singkong merupakan salah satu unggulan di Kabupaten Gunungkidul. Hal ini juga tidak lepas dari komoditas yang masuk dalam program ketahanan pangan di Masyarakat.

“Masih terus kita data dan mudah-mudahan hasilnya bagus sehingga bisa memperkuat program ketahanan pangan di Masyarakat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |