Kebiasaan Ini Merusak Paru-Paru Meskipun Bukan Perokok

9 hours ago 2

Harianjogja.com, JAKARTA—Ada sejumlah kebiasaan umum yang tampaknya tidak berbahaya namun secara progresif dapat memengaruhi fungsi paru-paru. Hal ini diutarakan konsultan pulmonologi di Rumah Sakit Amar Jain, WHC, Jaipur, Dr. Shivani Swami.

Merokok berkontribusi besar terhadap buruknya kesehatan paru hingga berisiko kanker paru-paru, namun penyakit itu juga bisa menyerang orang yang tidak merokok. Meski tidak merokok bisa mencegah sebagian besar kasus, langkah ini saja belum cukup.

"Menjaga kesehatan paru-paru bukan hanya soal tidak merokok. Ini juga tentang memperhatikan terhadap lingkungan sekitar, postur tubuh hingga gaya hidup Anda," kata Dr. Shivani, dikutip laman Hindustan Times, Jumat (1/8/2025).

Kebiasaan yang bisa memengaruhi kondisi kesehatan paru-paru buruk salah satunya paparan asap rokok orang lain (merokok pasif).

Swami mengatakan bahwa paparan jangka panjang terhadap asap rokok pasif juga telah dikaitkan dengan gangguan penurunan fungsi paru-paru dan risiko infeksi pernapasan yang lebih tinggi.

"Bahkan jika Anda tidak merokok, berada di sekitar orang yang merokok atau bahkan asap dari hookah atau dupa sama berbahayanya," katanya.

BACA JUGA: Resep Kue Putu, Lezat Saat Disajikan Hangat, Cocok untuk Kudapan Saat Cuaca Dingin

Kurangnya aktivitas fisik dalam kebiasaan gaya hidup, kata Swami, dapat menurunkan efisiensi paru-paru. Gaya hidup yang tidak banyak bergerak juga lebih berbahaya daripada berat badan atau jantung.

Postur tubuh yang buruk seperti saat bekerja, terutama membungkuk di sofa atau meja, menurut Swami, akan bisa membuat penekanan pada paru-paru yang membuatnya kurang mampu untuk berkembang secara sempurna.

Tak hanya itu, kesehatan paru-paru yang buruk juga bisa dipengaruhi dari kebiasaan menahan batuk. "Sesekali menahan batuk mungkin dianggap sopan atau nyaman, tetapi jika dilakukan secara rutin, hal itu bisa menghambat proses paru-paru membersihkan lendir atau iritasi asing," jelas Swami.

Kesehatan paru-paru yang buruk juga bisa dipengaruhi kurangnya hidrasi dari kebiasaan mengonsumsi air yang cukup.

Hal ini lantaran menjaga tubuh tetap terhidrasi membantu mempertahankan lapisan mukosa paru-paru tetap tipis dan lentur.

“Ketika tubuh kekurangan air, lendir menjadi lebih kental, kurang mampu menghilangkan zat iritan, dan lebih rentan terhadap masuknya patogen,” tutur Swami.

Kebisaan penggunaan produk berbahan kimia secara berlebihan seperti produk pembersih, disinfektan, pengharum udara, dan lilin aromaterapi yang beraroma harum, tetapi mengandung senyawa organik volatil (VOC) yang memicu kesehatan paru-paru buruk.

“Paparan jangka panjang terhadap bahan kimia semacam itu akan mengiritasi saluran pernafasan dan secara bertahap mengurangi kapasitas paru-paru,” kata dia.

Lebih lanjut Swami merekomendasikan latihan pernapasan harian, jalan-jalan singkat, minum cairan, dan menghindari polutan sebagai langkah sederhana untuk memperkuat paru-paru.

“Olahraga teratur merangsang pernapasan yang lebih komprehensif, memperkuat otot pernapasan, dan memungkinkan paru-paru bekerja lebih baik,” ungkap Swami.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |