Ilustrasi. - Freepik
Harianjogja.com, JAKARTA—Fluktuasi berat badan ekstrem terbukti mempercepat penurunan fungsi ginjal dan meningkatkan risiko gagal ginjal kronis, terutama pada pasien dengan obesitas, hipertensi, atau diabetes.
Studi menunjukkan fluktuasi berat badan ekstrem bisa mempercepat penurunan fungsi ginjal dan meningkatkan risiko Penyakit Ginjal Kronis (PGK).
Perubahan berat badan sering dianggap hal sepele. Namun, para ahli memperingatkan bahwa naik atau turunnya berat badan secara mendadak dapat menandakan gangguan serius pada fungsi ginjal. Menurut penelitian dalam Journal of the American Society of Nephrology, seperti dikutip dari The Times of India, Sabtu (1/11/2025), fluktuasi berat badan yang cepat dapat meningkatkan risiko gagal ginjal dan kematian pada pasien dengan PGK tingkat sedang hingga parah.
Beban Berat pada Ginjal
Obesitas membuat ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring limbah dari tubuh. Kondisi ini disebut hiperfiltrasi, dan bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan jaringan ginjal rusak. Kelebihan berat badan juga meningkatkan risiko diabetes dan hipertensi—dua penyebab utama gagal ginjal. Bahkan kenaikan berat badan kecil, sekitar lima kilogram, sudah cukup untuk meningkatkan risiko gangguan ginjal.
Retensi Cairan, Bukan Lemak
Tidak semua kenaikan berat badan berasal dari lemak. Pada penderita gangguan ginjal, berat badan bisa naik cepat karena retensi cairan. Ketika ginjal tidak mampu mengeluarkan kelebihan air dan garam, cairan menumpuk di tubuh dan menyebabkan pembengkakan di kaki, wajah, atau tangan. Jika mengalami kenaikan berat badan tiba-tiba disertai sesak napas atau bengkak, segera periksakan diri ke dokter.
Gangguan Hormon dan Metabolisme
Kelebihan lemak tubuh dapat mengganggu keseimbangan hormon seperti leptin dan adiponektin yang berperan penting dalam metabolisme dan peradangan. Ketidakseimbangan ini memicu proses inflamasi dan mempercepat kerusakan jaringan ginjal.
Setelah Transplantasi Ginjal
Kenaikan berat badan setelah transplantasi ginjal merupakan masalah umum yang sering terjadi. Banyak pasien mengalami peningkatan berat badan antara lima hingga sepuluh kilogram pada tahun pertama. Kondisi ini dapat memperbesar risiko hipertensi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular yang memperburuk fungsi ginjal.
Siapa yang Berisiko
Beberapa kelompok paling rentan terhadap gangguan ginjal akibat perubahan berat badan adalah orang dengan obesitas, hipertensi, atau diabetes, penerima transplantasi ginjal, serta pasien dengan retensi cairan. Individu yang berat badannya naik cepat dalam waktu singkat juga berisiko mengalami gangguan fungsi ginjal.
Menjaga Berat Badan untuk Lindungi Ginjal
Untuk menjaga kesehatan ginjal, berat badan perlu dipertahankan tetap stabil. Hindari diet ekstrem atau kenaikan mendadak yang dapat membebani fungsi organ. Aktivitas fisik teratur seperti berjalan kaki 30 menit setiap hari membantu melancarkan sirkulasi darah dan menjaga tekanan darah tetap stabil.
Membatasi asupan garam dan makanan olahan juga penting karena terlalu banyak natrium dapat memicu retensi cairan. Konsumsi makanan ramah ginjal seperti sayuran segar, buah-buahan, biji-bijian, dan protein nabati juga disarankan untuk menjaga metabolisme tubuh tetap seimbang.
Memantau perubahan berat badan secara rutin menjadi langkah sederhana untuk mendeteksi dini masalah ginjal. Jika berat badan naik cepat tanpa alasan jelas, disertai pembengkakan atau penurunan volume urin, segera konsultasikan dengan tenaga medis. Deteksi dini dan pengelolaan berat badan yang sehat dapat membantu mencegah penurunan fungsi ginjal serta menjaga kualitas hidup dalam jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : The Times of India

















































