Belum Terdampak Tarif Trump, Semester I 2025 Neraca Perdagangan DIY Surplus 180,51 Juta Dolar AS

4 hours ago 2

Belum Terdampak Tarif Trump, Semester I 2025 Neraca Perdagangan DIY Surplus 180,51 Juta Dolar AS Ilustrasi ekspor dan impor. / Freepik

Harianjogja.com, JOGJABadan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat secara kumulatif neraca perdagangan barang DIY Januari–Juni 2025 surplus 180,51 juta dolar AS. Meningkat 9,12 juta dolar AS dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan total nilai ekspor DIY Januari- Juni 2025 tumbuh 9,84% dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini memperkuat peran sektor industri pengolahan sebagai motor utama ekspor daerah yang kontribusinya mencapai 99,28% terhadap total nilai ekspor.

Menurutnya, peningkatan nilai ekspor secara tahunan terlihat signifikan pada Juni 2025. Nilai ekspor sektor industri pengolahan naik 5,85% secara (year-on-year/yoy) dengan kontribusi sebesar 98,92% dari total ekspor bulan tersebut.

"AS masih menjadi mitra dagang utama DIY dengan pangsa ekspor 42,13% dari total ekspor Januari–Juni 2025. Disusul Jerman 12,91 persen, dan Jepang 8,27 persen," ujarnya.

Sementara itu, total impor DIY Januari–Juni 2025 meningkat sebesar 20,23% dibanding periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini terutama didorong oleh peningkatan impor bahan baku/penolong, yang kontribusinya mencapai 88,64% terhadap total impor.

BACA JUGA: Kompak Turun, Ini Daftar Harga BBM Pertamina, Shell, BP dan Vivo

Secara tahunan nilai impor bahan baku/penolong pada Juni 2025 justru tercatat turun 7,24% yoy. Meski demikian, kelompok ini masih menjadi penyumbang utama dengan andil 90,70% terhadap total impor Juni 2025.

Tiongkok menjadi negara asal impor terbesar bagi DIY selama semester I 2025. Menyumbang 38,01% dari total impor, diikuti Hongkong 19,42% dan AS 17,07%.

"Secara kumulatif, neraca perdagangan barang DIY sepanjang Januari–Juni 2025 mencatat surplus sebesar 180,51 juta dolar AS," jelasnya.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DIY Bidang Ketenagakerjaan, Timotius Apriyanto mengatakan dampak dari tarif Trump belum terasa karena di suspend. Sehingga neraca dagang DIY masih bisa surplus cukup bagus di 180,51 juta dolar AS bahkan lebih baik dari tahun lalu. 

Menurutnya kondisi geopolitik global yang masih volatil di semester I memberikan kesempatan baik pada profil perdagangan. Tiongkok dan AS yang menjadi mitra dagang utama masih baik-baik saja.

Di semester II menurutnya tarif resiprokal 19% akan mulai terasa. Saat ini, kata Timotius, baik Kadin dan Apindo masih belum tahu pasti kapan tarif ini akan diterapkan efektif. Sehingga detailnya masih dirundingkan. 

"Misalnya saya dari industri pertekstilan per item masih dibahas, beberapa item masih negosiasi," tuturnya, Minggu (3/8/2025).

Selain negosiasi, ia menekankan agar lebih fokus pada countermeasure atau tindakan balasan, jika mau perang dagang disiapkan saja. Meskipun lebih dari 40% pangsa ekspor DIY masih AS, menurutnya DIY sanggup dengan melakukan diversifikasi pasar ekspor. Fokus ke emerging market dan new emerging market.

Ia mencontohkan potensi ke Turki jika didorong bisa mencapai 10 miliar dolar AS. Potensi Uni Emirat Arab (UEA) bisa 10-15 miliar dolar AS, Uni Eropa dengan adanya Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) juga akan lebih menguntungkan.

"Lebih menguntungkan perdagangan dengan Uni Eropa daripada AS. Usul saya sebagai pengusaha siapkan countermeasure," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |