Ilustrasi cek kesehatan. - freepik
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman mencatat sebanyak 6.853 orang melakukan Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Sleman. Adapun temuan potensi risiko merentang dari tingginya kadar gula darah hingga malnutrisi.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sleman, Seruni Angreni Susila, mengatakan pendaftar CKG masuk dalam sistem Kemenkes hingga pertengahan Juni mencapai 6.853 orang. Padahal Mei sebelumnya baru mencapai sekitar 4.000 orang. Sehingga ada kenaikan lebih dari 2.000 orang.
“Dari antara 4.000 orang tadi, rata-rata masalah kesehatan yang kami temukan didominasi penyakit tidak menular, seperti tekanan darah tinggi, gula darah yang tinggi, beberapa dengan resiko tinggi kanker hingga masalah kesehatan jiwa seperti kecemasan ataupun gangguan mood seperti depresi,” kata Seruni ditemui di kantornya, Kamis (19/5/2025).
CKG juga mengidentifikasi kondisi gizi, apakah terlalu kurus atau obesitas. Melalui CKG, seseorang akan mendapat skrining lengkap mulai dari antropometri tubuh, skrining penyakit tidak menular, penyakit menular, hingga kesehatan mental. Apabila ada faktor risiko yang ditemukan, skrining akan berlanjut ke pemeriksaan lebih jauh dan spesifik.
Menurut Seruni, jumlah tersebut tidak signifikan apabila melihat asal pendaftar. Kebanyakan orang yang melakukan CKG merupakan traveler atau orang luar Kabupaten Sleman. CKG memang tidak terbatas hanyadalam satu kabupaten.
Dinkes Sleman terus mengupayakan agar masyarakat Sleman mau melakukan pemeriksaan. Ia mengingatkan CKG sangat penting guna mencegah potensi risiko berkembang menjadi penyakit yang serius. Pengobatan yang dilakukan sedini mungkin dapat mencegah memburuknya kondisi kesehatan.
Ia mengaitkan juga dengan istitha'ah kesehatan calon haji. Skrining kesehatan sejak dini sangat bermanfaat untuk warga yang akan menjalani ibadah. Cukup banyak calon jemaah yang gagal berangkat karena tidak memenuhi syarat kesehatan, baik karena memiliki penyakit kronis yang berat maupun baru terdeteksi saat menjalani pemeriksaan kesehatan calon haji.
Di Embarkasi Solo (SOC), sempat ada lima orang gagal berangkat ke Tanah Suci. Ternyata mereka punya penyakit jantung, gangguan kehamilan, kanker, hingga gangguan jiwa berat.
“Kalau yang tidak lolos ketika istitha'ah lebih banyak lagi. Di aplikasi calon haji ketat sekali. Kalau gula darah terekam di atas 250 langsung berubah jadi warna merah indikatornya. Jadi penting untuk cek kesehatan. Bukan untuk menakut-nakuti,” katanya.
Ketua Tim Kerja Promosi Kesehatan dan Takelkesmas Dinkes Sleman, Cahya Prihantama, mengatakan hasil CKG yang dilakukan 5.821 orang menunjukkan sebanyak 91,32% atau sekitar 5.316 orang kekurangan aktivitas fisik. Padahal, aktivitas fisik selain menunjang kebugaran juga mencegah potensi risiko penyakit.
Adapun fungsi ginjal dari 61 orang hanya ada enam orang yang normal. Data ini didapat dari skrining 4,4% dari 1.387 warga berusia lebih atau sama dengan 40 tahun dengan kondisi hipertensi/diabetes melitus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News