Harianjogja.com, BANTUL—Sekolah rakyat di Bantul sudah berjalanan beberapa pekan. Kepala sekolah Agus Ristanto menjelaskan sekolah rakyat di tempatnya menampung 200 siswa dengan didampingi oleh 22 tenaga pendidik.
Ia menceritakan awalnya hanya diproyeksikan sebanyak 19 tenaga pendidik, namun dalam perjalanannya ternyata ada siswa yang non islam, akhirnya pihak Agus menambah tenaga pendidik yang digunakan untuk mengajar mata pelajar agama.
"Kami baru menerima 19 dan kurang satu untuk guru agama Islam, sekarang yang satu itu sudah datang. Lalu ada tambahan lagi dua guru agama karena ada murid yang bukan agama Islam. Jadi 19 guru pelajaran, 3 guru agama. Katolik, Hindu dan Islam,” kata Agus saat ditemui Harianjogja.com, Selasa (29/7/2025).
BACA JUGA: Menteri Brian Yuliarto Dalami Kasus Dugaan Pelanggaran 16 Guru Besar ULM
Sekolah Rakyat Menengah Atas (SMRA) 19 Bantul yang berlokasi di Sonosewu, Kasihan, Bantul, DIY itu diketahui memiliki 11 Wali Asuh dan 11 Wali Asrama. Kemudian satu bendahara sekolah, satu orang Tata Usaha.
“Kami yang belum ada itu operator sekolah, kalau yang urgent itu operator sekolah. Petugas keamanan dan kebersihan sudah cukup,” ucap Agus.
Kemudian untuk juru masak sendiri pihak SMRA 19 Bantul sudah mempunyai dua juru masak. Namun Agus sendiri belum bisa memastikan apakah soal makanan akan menggunakan jasa catering atau mengandalkan juru masak.
“Kita belum bisa pastikan mau catering atau masak sendiri. Juru masak kita baru ada dua, kalau mau masak sendiri minimal harus ada empat juru masak untuk 200 siswa,” kata Agus.
Selain itu, Agus juga menyampaikan sejauh ini tidak ada siswa yang mengundurkan diri dari SMRA 19 Bantul. Sebanyak 200 siswa terbagi 83 siswa laki-laki dan 117 siswa perempuan.
"Sejauh ini tidak ada yang mengundurkan dan masih utuh 200 siswa. 83 putra dan 117 putri," ucap Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News