Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman menyampaikan sektor pertanian di Sleman bagian barat menjadi kekuatan pengembangan pariwisata berbasis alam dan pendidikan atau ecotourism.
Pengembangan ini perlu dilakukan lebih masif, utamanya untuk menyambut wisatawa yang datang dari daerah sekitar. Apalagi Jembatan Kreo yang menghubungkan Kabupaten Kulonprogo dan Sleman menjadi alternatif mobilitas masyarakat.
Kepala Dispar Sleman, Edy Winarya, mengatakan kebijakan pembangunan di Sleman bagian barat perlu memperhatikan kelestarian dan keberlangsungan sektor pertanian yang ada. Kata dia, Sleman barat menjadi soko guru pertanian Bumi Sembada.
BACA JUGA: Daftar 31 SDN di Kulonprogo yang Dikaji Akan Diregrouping
“Pengelola tidak akan mengubah dan justru melestarian alam. Itu kemudian dijual menjadi paket-paket wisata,” kata Edy ditemui di Hotel Grand Keisha, Senin (29/7/2025).
Pendirian homestay atau rumah singgah pun harus memperhatikan keberlangsungan lingkungan alam sekitar. Pemanfaatan potensi lokal menjadi kunci keberlangsungan tersebut tanpa mengubah atau menghilangkan sumber daya alam yang ada.
Edy yang sebelum merupakan Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Sleman juga mengaku Disbud melakukan pemetaan potensi budaya yang dapat diangkat dan dikembangkan di Sleman bagian barat. Pemetaan semacam inilah yang dia maksud optimalisasi tanpa mengubah sumber daya alam.
“Setelah dari destinasi wisata di Sleman barat, wisatawan bisa ke Borobudur Magelang lewat Jembatan Kreo. Kreo itu kan yang sisi timur ikut wilayah Sleman,” katanya.
Edy menyinggung kesiapan destinasi wisata. Promosi pariwisata perlu diiringi kesiapan destinasi agar wisatawan tidak kecewa. Wisatawan pun berpotensi tidak akan kembali. Dia juga menegaskan penampilan atraksi budaya di destinasi-destinasi wisata perlu digelar tanpa memperhatikan jumlah penonton. Edy menekankan konsistensi.
“Seorang seniman dalam rangka promosi juga menjadi bagian keberhasilan dari atraksi yang kita tampilkan. Ini bisa mendorong lama tinggal wisatawan. Kunjungan wisatawan di Sleman juga tetap bagus meski ada kebijakan efisiensi,” ucapnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman, Susmiarto, mengatakan Desa Wisata Grogol menjadi salah satu destinasi wisata yang merekam bagaimana preferensi wisatawan DIY lebih menyukai potensi alam.
“Pengelola Desa Wisata Grogol bercerita dapat tamu yang menginap di hotel dan ingin suasana baru. Ketika diajak ke desa wisata tertarik; yang tadinya durasi berkunjung pendek, diajak juga tinggal di desa dan kerasan,” kata Susmiarto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News