BNN Sebut Potensi Paling Besar Penyalahgunaan Narkoba Ada di Kelompok Remaja

3 weeks ago 24

8000hoki List Demo situs Slots Gacor Cambodia Terpercaya Sering Lancar Win Terus

hokikilat ID web Slot Maxwin Indonesia Terbaru Gampang Lancar Jackpot Banyak

1000 hoki Data Platform website Slots Gacor Singapore Terbaru Pasti Lancar Scatter Full Setiap Hari

5000hoki.com Data Daftar web Slots Gacor Indonesia Terkini Sering Lancar Menang Full Setiap Hari

7000hoki.com Data Situs web Slot Gacor Vietnam Terkini Sering Lancar Menang Full Setiap Hari

9000 hoki Platform website Slot Maxwin Myanmar Terkini Pasti Lancar Scatter Terus

Situs situs Slots Maxwin server Malaysia Terbaru Pasti Jackpot Terus

Idagent138 Akun Slot Maxwin

Luckygaming138 Daftar Akun Slot Maxwin Terpercaya

Adugaming Id Slot Gacor Terpercaya

kiss69 login Akun Slot Anti Rungkat Terpercaya

Agent188 Daftar Akun Slot Terbaik

Moto128 login Slot Maxwin Online

Betplay138 login Akun Slot Gacor Online

Letsbet77 Slot Anti Rungkat Online

Portbet88 Daftar Id Slot Terbaik

Jfgaming Daftar Akun Slot Game Terbaik

MasterGaming138 Daftar Slot Game Online

Adagaming168 Daftar Slot Anti Rungkad Online

Kingbet189 Akun Slot Game Terpercaya

Summer138 login Id Slot Anti Rungkat Terpercaya

Evorabid77 Daftar Akun Slot Game

bancibet Slot Maxwin Online

adagaming168 login Id Slot Anti Rungkat Online

Harianjogja.com, JAKARTA—Pelajar yang termasuk dalam kelompok usia remaja memiliki potensi besar dalam penyalahgunaan narkoba. Hal ini diutarakan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Marthinus Hukom.

Berdasarkan hasil survei prevalensi Indonesia tahun 2023, jumlah penyalahguna narkoba pada kelompok usia remaja (pelajar) diketahui mencapai 312.000 orang.

"Pelajar usia anak-anak dan remaja memasuki fase usia kritis atau labil yang cenderung membuat mereka mudah terpengaruh dengan nilai-nilai kelompok teman sebaya," kata Marthinus dalam pertemuan dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) di Jakarta, Rabu (16/4/2025).

Dalam beberapa kasus, lebih lanjut disampaikan Marthinus, banyak dijumpai seseorang yang pertama kali mengonsumsi narkoba karena rasa penasaran dan tawaran dari teman sebaya.

Fenomena tawuran dan kekerasan di kalangan pelajar yang sering terjadi, juga diperkirakan Kepala BNN, disebabkan adanya faktor penyalahgunaan narkoba atau penggunaan obat keras yang masuk dalam daftar G. Adapun daftar G atau obat keras meliputi antibiotika, antidiabetes, antihipertensi, dan lainnya.

BACA JUGA: Dugaan Korupsi Dana Hibah Pariwista, Harda Kiswaya Beri Keterangan di Kejari Sleman

Maka dari itu, dirinya berharap dapat melakukan penguatan strategi kolaborasi bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dalam sistem pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di lingkungan pendidikan, baik SD, SMP, maupun SMA. "Khususnya dalam penguatan pendidikan karakter pelajar,” tuturnya.

Menanggapi apa yang disampaikan oleh Kepala BNN, Mendikdasmen Abdul Mu'ti mendukung sepenuhnya dan ingin agar nota kesepahaman di antara keduanya dapat diperbarui untuk bisa mengakomodir beberapa tambahan program, seperti integrasi kurikulum anti narkoba (IKAN), yang diusulkan oleh Deputi Pencegahan BNN.

Abdul, dalam kesempatan tersebut, juga mengusulkan untuk membentuk Rumah Belajar Khusus bagi para pelajar yang dianggap sebagai “kelompok bermasalah”, khususnya terkait dengan kasus penyalahgunaan narkoba.

Menurutnya, meski para pelajar telah pulih dari ketergantungan usai melakukan serangkaian proses rehabilitasi, namun sebagian besar masyarakat masih belum bisa atau belum siap untuk menerima mereka kembali termasuk dalam dunia pendidikan.

“Mendikdasmen dan BNN perlu mencari formula sebagai way out atau jalan keluar dalam penanganan para pelajar yang menjadi penyalahguna narkoba,” ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |